tag:blogger.com,1999:blog-80586360600133790332024-03-05T15:04:01.020-08:00ENERGI POSITIF JAKARTA BARUMewujudkan Jakarta Baru tidak mungkin dibebankan hanya ke segelintir orang baik, tapi harus dipikul bersama-sama oleh setiap orang yang bersedia menjadi Energi Positif untuk mewujudkan DKI Jakarta yang modern dan manusiawi.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16599489232204152993noreply@blogger.comBlogger17125tag:blogger.com,1999:blog-8058636060013379033.post-50097575130249186902014-03-04T21:43:00.001-08:002014-03-04T21:43:08.904-08:00Dana Tersendat, Akta Terhambat<a href="http://www.indopos.co.id/2014/03/dana-tersendat-akta-terhambat.html#.Uxa5WTlQ020.blogger">Dana Tersendat, Akta Terhambat</a>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16599489232204152993noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8058636060013379033.post-16242281593920966292014-02-27T18:45:00.001-08:002014-02-27T18:45:30.923-08:00Caleg Baru Mampukah Mengurangi Macet & Banjir di Jakarta<a href="http://www.jak-tv.com/index.php?modul=detailprogram&catID=50&key=5313#.Uw_4NHhagGQ.blogger">Caleg Baru Mampukah Mengurangi Macet & Banjir di Jakarta</a>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16599489232204152993noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8058636060013379033.post-79606254512655016122013-12-30T19:41:00.002-08:002013-12-30T19:46:14.230-08:008 Arah Positif Revisi UU Adminduk<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsHnJZx3hnND0E11Ws1dT9B2RlyEFCnfvRVBz412rpImXdl70sRXXXCnCG24emYo26_-BLSfZrkskrxwiXNjI7US9XJLS6frKi1sDH-m4-TagDrttECiIKF4S3VCzn1YwXMemk1TD4Pqo/s1600/Eddy+Setiawan,+Bhikkhu+Jotidhammo,+Bhikkhu+Dhammakaro,+Bhiksu+Matra+Maitri+menjadi+narasumber+dalam+Sarasehan+dalam+rangka+HUT+KASI+atau+Konferesnsi+Agung+Sangha+Indonesia+ke+15+bertema+persatuan+sangha+sebab+kebahagiaan.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="212" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsHnJZx3hnND0E11Ws1dT9B2RlyEFCnfvRVBz412rpImXdl70sRXXXCnCG24emYo26_-BLSfZrkskrxwiXNjI7US9XJLS6frKi1sDH-m4-TagDrttECiIKF4S3VCzn1YwXMemk1TD4Pqo/s320/Eddy+Setiawan,+Bhikkhu+Jotidhammo,+Bhikkhu+Dhammakaro,+Bhiksu+Matra+Maitri+menjadi+narasumber+dalam+Sarasehan+dalam+rangka+HUT+KASI+atau+Konferesnsi+Agung+Sangha+Indonesia+ke+15+bertema+persatuan+sangha+sebab+kebahagiaan.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="line-height: 115%;">Administrasi
Kependudukan merupakan sesuatu yang vital bagi suatu bangsa karena data-data
kependudukan yang valid akan sangat menentukan dalam mengambil berbagai
kebijakan, dari pembangunan, pendidikan, kesehatan hingga pertahanan dan
keamanan. Indonesia baru memiliki UU Administrasi Kependudukan tahun 2006,
yakni UU Nomor 23 Tahun 2006 yang dalam perjalanannya ternyata memang
membutuhkan perubahan sesuai </span><span style="line-height: 115%;"> </span><span style="line-height: 115%;">perkembangan dan kebutuhan masyarakat.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Penyesuaian
pertama terjadi melalui <i>judicial review</i>
di Mahkamah Konstitusi (MK) yang menghapuskan ketentuan sidang di pengadilan
bagi penduduk yang terlambat melaporkan kelahiran melebihi batas waktu satu
tahun. Sedangkan perubahan kedua baru saja disahkan 26 November 2013 lalu oleh DPR
RI. Perubahan yang terjadi sebagian besar tampaknya sudah memenuhi tuntutan
masyarakat dan memberi arah yang positif menuju tertib adminduk di Indonesia. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Adapun 8 perubahan
positif tersebut yakni pertama perubahan stelsel aktif dari penduduk ke negara,
sehingga dokumen kependudukan dimaknai sebagai hak penduduk dan kewajiban
negara. Jadi negara yang wajib bekerja serius agar semua penduduk memiliki
dokumen kependudukan, bukan sebaliknya. Kedua, perubahan asas dalam pengurusan
akta kelahiran dari asas peristiwa menjadi asas peristiwa yang dapat dilayani
di domisili, sehingga pendatang ber-KTP DKI Jakarta tapi belum memiliki akta
kelahiran misalnya, dapat mengurusnya di domisilinya meski lahir di luar Propinsi
DKI Jakarta, tempat lahirnya tetap tercatat sesuai dimana peristiwa terjadi. Ketentuan
ini adalah kunci penyelesaian kasus-kasus pendatang di kota besar yang pada
umumnya tidak memiliki akta kelahiran dan kesulitan apabila diwajibkan mengurus
akta kelahiran ke daerah asalnya sebagaimana ketentuan lama yang masih
menggunakan asas peristiwa secara murni.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Ketiga,
pemberlakuan KTP Elektoronik seumur hidup bagi WNI dan sesuai ijin tinggal bagi
WNA, termasuk KTP-el yang sudah diterbitkan sebelum perubahan UU. Hal ini akan
meringankan bagi rakyat yang selama ini setiap 5 tahun harus menyiapkan
anggaran dan waktu untuk mengurus perpanjangan KTP. Di sisi pemerintah hal ini
akan mengurangi beban anggaran dan pekerjaan terutama di kelurahan, sehingga
tentu diharapkan energi yang ada dapat dialihkan untuk pekerjaan produktif lainnya.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Keempat,
perluasan kewenangan Menteri Dalam Negeri dalam hal Administrasi Kependudukan
menjadi lintas daerah dan vertikal hingga ke tingkat kabupaten/kota, yang
diharapkan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi menuju tertib adminduk.
Hal ini juga mempermudah pengawasan, fasilitasi, pembinaan, pemantauan, evaluasi
dan standarisasi syarat, prosedur seluruh administrasi kependudukan serta
penyediaan blangko KTP Elektronik dan dokumen kependudukan lainnya di seluruh
wilayah Indonesia oleh Kemdagri.<o:p></o:p></span></span><br />
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Kelima, penggratisan
biaya pengurusan dan penerbitan seluruh dokumen kependudukan seperti Akta
Kelahiran, KTP, KK, Akta Kematian dan lain-lain. Seluruh biaya untuk urusan
administrasi kependudukan akan ditanggung APBN yang disalurkan ke pemerintah
daerah melalui mekanisme Dana Dekonsentrasi dan Dana Pembantuan.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Keenam,
seluruh peraturan pelaksana UU Adminduk yang semula di level Peraturan
Pemerintah diturunkan ke level Peraturan Menteri sehingga logikanya akan lebih
cepat dan mudah untuk segera melengkapi perubahan UU ini dengan peraturan
pelaksananya. Ketujuh, pengelolaan data kependudukan dipusatkan di Kemdagri,
sementara pemprop dan pemkab/pemkot hanya berwenang menyajikan data, itupun
yang sudah dikonsolidasikan dan divalidasi Kemdagri.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Kedelapan, penghapusan
kata “Dinas” pada ketentuan mengenai Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) karena
memang tidak semua daerah memiliki Dinas Kependudukan, ada yang dalam bentuk
Badan misalnya. Prioritas pembentukan UPT tidak lagi tergantung daerah tapi diatur
melalui Permen, sehingga pelayanan catatan sipil yang selama ini dilakukan di
tingkat kabupaten/kota akan turun ke tingkat kecamatan melalui pembentukan UPT
Instansi Pelaksana. Unit ini diberi kewenangan menerbitkan akta kelahiran,
kematian, perkawinan dan akta catatan sipil lainnya. Sementara di tingkat kelurahan
dibuka peluang pengangkatan Petugas Registrasi dari luar PNS, sehingga tidak
ada alasan bagi pemkab/pemkot tidak dapat menyediakan Petugas Registrasi di
kelurahan. Petugas inilah ujung tombak pelayanan yang bertugas memproses
pengurusan berbagai dokumen kependudukan di setiap kelurahan. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Total
perubahan UU ini berjumlah 31, namun sebagian adalah perbaikan redaksional,
perubahan frasa negatif ke positif dan konsekuensi dari 8 perubahan di atas.
Sungguh kita harus mengapresiasi Kemdagri atas perubahan progresif ini,
sehingga sekarang kita bisa membayangkan akan dengan lebih mudah mengurus
berbagai dokumen kependudukan, jauh dari pungli dan birokrasi berbelit-belit,
dan pelayanannya dekat dengan rumah. Tantangan selanjutnya bagi Menteri Dalam
Negeri adalah untuk segera menerbitkan 8 Permen terkait perubahan UU ini
setelah disahkan Presiden, sehingga semua konsepsi segera menjadi realitas.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Eddy Setiawan, Peneliti Institut
Kewarganegaraan Indonesia (IKI)</span><span style="font-size: small;"><o:p></o:p></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16599489232204152993noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8058636060013379033.post-62400250827075533152013-11-07T01:16:00.000-08:002013-11-07T01:21:00.743-08:00Tertib Adminduk di Era Otonomi Daerah<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRcSQ2hi0w87VUd3VlMAdi9lRyVQJrqivM0PRWr_P3ChC-5FXfxm_k2yggFGhhncBiH4kQ0zCTO09ioFooiHwKxX0j-PpSJL0tXaQTlOTD7iRhev1hlo1ueiorz678lKVAI0CwlVZRFjI/s1600/DPT+DKI+Jakarta.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="191" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRcSQ2hi0w87VUd3VlMAdi9lRyVQJrqivM0PRWr_P3ChC-5FXfxm_k2yggFGhhncBiH4kQ0zCTO09ioFooiHwKxX0j-PpSJL0tXaQTlOTD7iRhev1hlo1ueiorz678lKVAI0CwlVZRFjI/s320/DPT+DKI+Jakarta.jpg" width="320" /></a></div>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Data kependudukan dan catatan sipil merupakan suatu hal yang sangat vital karena menyangkut banyak kepentingan strategis nasional, namun hingga Indonesia memiliki presiden ke-6, tertib administrasi kependudukan belum juga tercapai. </span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br />
Artinya masih banyak rakyat Indonesia yang tidak tercatat dalam sistem administrasi kependudukan negeri ini, padahal data-data semacam itu sangat menentukan dalam perencanaan pembangunan nasional di berbagai bidang hingga menjadi salah satu alat efektif untuk mencegah korupsi. </span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br />
Salah satu contohnya adalah tingkat kepemilikan akta kelahiran yang masih sangat rendah di kalangan anak-anak berusia 0-4 tahun, yakni 59% (Susenas, 2011), dan angka tersebut akan menjadi lebih besar apabila ditambah persentase orang dewasa yang tidak memiliki akta kelahiran. Rendahnya tingkat kepemilikan akta kelahiran ini sangat memprihatinkan mengingat Indonesia sudah meratifikasi Konvensi PBB mengenai Hak-Hak Anak, 23 tahun yang lalu. </span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br />
Pasal 7 konvensi ini, menyatakan bahwa setiap anak harus didaftarkan segera setelah kelahirannya sehingga akan mempunyai hak atas sebuah nama dan kewarganegaraan serta hak untuk mengetahui dan diasuh oleh orang tuanya. Indonesia sebagai negara peserta diwajibkan menjamin pelaksanaan hak-hak ini sesuai dengan hukum yang berlaku. Pada tahun 2012 lalu Indonesia bahkan telah meratifikasi protokol opsional dalam Konvensi Hak-Hak Anak, yakni terkait perdagangan anak, prostitusi anak dan pelibatan anak dalam konflik bersenjata.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br />
Konvensi di atas diterjemahkan ke dalam UU HAM 1999, yang menyatakan bahwa setiap anak sejak kelahirannya berhak atas suatu nama dan status kewarganegaraan, dan diatur lebih rinci dalam UU Perlindungan Anak 2002 yang diantara pasal-pasalnya menyatakan bahwa identitas diri setiap anak yang dituangkan dalam akta kelahiran harus diberikan sejak kelahirannya, dan pembuatan akta kelahiran merupakan tanggung jawab pemerintah dan tidak dikenai biaya.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br />
Secara yuridis, apabila seseorang tidak tercatat kelahirannya berarti keberadaannya tidak diakui oleh negara sehingga hak-haknya pun akan diabaikan. Fakta rendahnya kepemilikan akta kelahiran di Indonesia seharusnya menjadi peringatan bagi pemerintah akan besarnya ancaman perdagangan anak, manipulasi data, dan lain-lain yang berpangkal pada ketidakjelasan identitas diri dan status kewarganegaraannya. Tanpa Akta Kelahiran berarti tanpa nama secara legal, dan tidak memiliki bukti kewarganegaraan yang bermakna tidak ada perlindungan dari negara manapun di muka bumi ini, sehingga rentan menjadi korban kejahatan.</span><br />
<h3>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: small;"><br />Otonomi Daerah dan Adminduk</span></h3>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Fakta di atas menunjukkan bahwa tertib administrasi kependudukan merupakan kebutuhan dan kewajiban suatu negara dalam rangka memberikan perlindungan kepada warganya. Hal ini juga menjadi spirit lahirnya Undang-Undang Administrasi Kependudukan pada tahun 2006. Namun di era otonomi daerah saat ini, untuk mewujudkan tertib adminduk secara nasional merupakan tantangan tersendiri, karena di dalam UU Otonomi Daerah hanya 6 urusan yang menjadi wewenang pemerintah pusat yaitu Politik Luar Negeri, Pertahanan, Keamanan, Yustisi, Moneter dan Fiskal Nasional dan Agama. Namun Otonomi daerah seharusnya tidak hanya dipahami sebagai bentuk pelimpahan sebagian wewenang pemerinah pusat kepada pemerintah daerah dalam konteks demokratisasi, namun juga terkait dengan optimalisasi pelayanan kepada rakyat. </span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br />
Aksentuasi otonomi daerah secara konseptual sesungguhnya adalah kepada masyarakat lokal, bukan kepada elit-elit lokal. Otonomi daerah memberikan kebebasan lebih besar kepada rakyat di tingkat lokal untuk berpartisipasi terhadap jalannya pemerintahan, dapat menentukan kepala daerah sendiri, dan memiliki akses yang lebih luas dalam mengawasi jalannya pemerintahan dan pembangunan. Namun dalam implementasinya yang terjadi hanya pergeseran kekuasaan kepada elit lokal, sehingga lahirlah perda-perda bermasalah yang dibuat hanya dengan pertimbangan lokalistis sempit tanpa pertimbangan kepentingan nasional bahkan ada yang bias agama. </span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br />
Dalam menciptakan tertib administrasi kependudukan secara nasional, pemerintah daerah memegang peranan yang sangat vital karena pelayanan administrasi kependudukan dilaksanakan oleh pemerintah daerah. Namun sampai saat ini belum banyak daerah yang memiliki pelayanan publik yang ideal sebagaimana dituntut dalam UU Pelayanan Publik, bahkan daerah istimewa seperti DKI Jakarta sekalipun hingga saat ini belum memiliki payung hukum untuk pelayanan satu atap sebagaimana yang telah diterapkan di Bandung misalnya. </span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br />
Sungguh terlalu memang, sebuah Ibu Kota Negara gagal menjadi barometer bagi daerah lain, ironisnya justru DPRD DKI Jakarta lah yang terus saja menunda pengesahan berbagai Rancangan Perda yang sesungguhnya dapat mengoptimalkan pelayanan terhadap masyarakat dan meminimalisir korupsi atau bentuk penyalahgunaan wewenang lainnya seperti Pelayanan Terpadu Satu Atap, Tender online dan lain-lain. Padahal Jokowi Ahok sangat mendambakan keseluruhan sistem yang meminimalisir peluang terjadinya korupsi di lingkungan birokrasi Pemprop DKI Jakarta tersebut, dapat segera terealisir.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br />
Seluruh perbaikan dalam pelayanan publik pada gilirannya akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah, memperbaiki iklim investasi, dan menciptakan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Dalam konteks administrasi kependudukan, pelayanan yang baik akan mendorong masyarkat untuk tertib memenuhi dokumen kependudukan dan catatan sipilnya. Oleh karena itu, seluruh elemen kekuasaan seharusnya bersinergi mewujudkan suatu pelayanan publik yang profesional dan meninggalkan praktik-praktik kotor selama ini. </span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br />
Peraturan perundang-undangan sesungguhnya telah menetapkan suatu standar pelayanan minimal, mengingat demikian beragamnya kondisi tiap-tiap daerah. Namun tanpa target yang jelas, maka hal tersebut menjadi sesuatu yang mubasir karena inisiatif untuk meningkatkan pelayanan minimal ke pelayanan yang “optimal” sangat tergantung pada niat baik kepala daerah. Sesungguhnya perlu ada pengaturan tentang penetapan target dan mekanisme intervensi pemerintah pusat, apabila pemerintah daerah tidak/gagal memenuhi target yang telah ditetapkan dalam hal pelayanan publik. Sekedar contoh persoalan Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang masih bermasalah misalnya, sesungguhnya tidak perlu terjadi seandainya sejak dulu pemerintah daerah diberikan target yang jelas dan terukur untuk mewujudkan tertib administrasi di daerahnya masing-masing. Tertib Adminduk akan memudahkan proses E-KTP yang juga berarti memudahkan penetapan DPT. </span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br />
Jadi hulunya adalah reformasi birokrasi, karena birokrasi yang ruwet dan penuh pungli adalah tembok penghalang terbesar yang mematikan inisiatif masyarakat mengurus berbagai dokumen pentingnya. Otonomi daerah seharusnya dapat mempercepat proses reformasi birokrasi di daerah yang berimplikasi pada terciptanya tertib administrasi kependudukan di Indonesia. Namun di saat kekuasaan daerah sudah telanjur dibajak oleh para perompak yang hanya memikirkan cara memperkaya diri dan golongannya, maka reformasi birokrasi adalah sesuatu yang merugikan bagi mereka sehingga tidak akan pernah dilaksanakan secara sungguh-sungguh. Kepala daerah dan DPRD yang tidak memihak pada reformasi birokrasi, tidak berusaha sungguh-sungguh menciptakan pelayanan publik yang profesional adalah mereka yang tidak pantas diberi kepercayaan lagi pada Pemilu 2014, dan Pilkada di daerah masing-masing.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br />
Eddy Setiawan, Peneliti Institut Kewarganegaraan Indonesia</span><br />
<div>
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16599489232204152993noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8058636060013379033.post-18322513794950421522013-10-27T21:26:00.000-07:002013-11-07T01:03:36.265-08:00Satoe Indonesia<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5SCbJ3lCO6AWgOmkpYZ7CV8KeV36-SsuFMkrZJAc0261UFjc9eDhyc5U3nBjTFDsuJYQiF1uRUMFC5HKy0F_QgQtjSpw1PFIXbdFuD8cz9CiEpbC1GSUWxtaGt1ZQcOrFpqnwD_60TjI/s1600/Sumpah+Pemuda.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5SCbJ3lCO6AWgOmkpYZ7CV8KeV36-SsuFMkrZJAc0261UFjc9eDhyc5U3nBjTFDsuJYQiF1uRUMFC5HKy0F_QgQtjSpw1PFIXbdFuD8cz9CiEpbC1GSUWxtaGt1ZQcOrFpqnwD_60TjI/s320/Sumpah+Pemuda.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Kaum muda di
belahan dunia manapun memang memiliki kodrat untuk menjadi bagian dari
pembaharuan, perombakan, hingga pemberontakan. Pancaran energi kaum muda inilah
yang juga tampak dalam salah satu momentum penting berdirinya sebuah negara
bangsa yang diberi nama Indonesia, yakni Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 belasan
tahun setelah kaum muda terpelajar mulai menggunakannya sebagai nama media atau
organisasinya.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Wilayah
nusantara dulunya memiliki berbagai sebutan seperti Nan Hai atau Kepulauan Selatan (Tiongkok),
Dwipantara atau Kepulauan Tanah Seberang (India), Jaza’ir al-Jawi atau
Kepulauan Jawa (Arab), Hindia Belakang (Eropa), Nederlandsch-Indie atau Hindia
Belanda (Belanda), To-Indo atau Hindia Timur (Jepang), dan Insulinde atau Kepulauan
Hindia (E. Douwes Dekker). <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Usul untuk
memberikan nama yang lebih spesifik pertama kali dilontarkan dalam Journal of
The Indian Archipelago and Eastern Asia Volume IV yang terbit di Singapura pada
tahun 1850, oleh George Samuel Windsor Earl seorang etnolog dan James
Richardson Logan seorang Sarjana Hukum. Earl mengajukan dua alternatif penamaan
dalam artikelnya <i>On the Leading
Characteristics of the Papuan, Australian and Malay-Polynesian Nations</i> di
halaman 71, yakni Melayunesia atau Indunesia dan merekomendasikan Melayunesia.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Logan pada
salah satu catatan kaki artikelnya The Etnology of The Indian Archipelago di halaman
254 menyatakan lebih memilih istilah geografi “Indonesia” yang merupakan
sinonim lebih pendek dari Kepulauan Hindia, dan sejak itu ia konsisten menggunakannya
dalam berbagai karya ilmiahnya dan kemudian digunakan secara umum oleh kalangan
akademisi khususnya di bidang etnologi dan geografi. Namun Belanda sebagai
penjajah nusantara menenal istilah Indonesia tidak secara langsung dari Logan
tapi melalui karya Adolf Bastian,
seorang guru besar etnologi dari Universitas Berlin yang mengambil
istilah Indonesia dari karya Logan yang diserap dalam bahasa Belanda menjadi
Indische.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Politik Etis
yang mulai diberlakukan Belanda 1901 adalah salah satu hal yang akhirnya melahirkan
kaum muda terpelajar di nusantara, diantaranya Raden Mas Suwardi Suryaningrat
yang kemudian mengganti namanya menjadi Ki Hajar Dewantara agar lebih egaliter
dan melepaskan diri dari primordialisme. </span></span><span style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Dewantara adalah bagian dari kaum muda
terpelajar pertama yang menggunakan istilah Indonesia untuk organisasinya yaitu
Indonesische Persbureau ketika dibuang ke negeri Belanda tahun 1913 di usia 24
tahun.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Dewantara diasingkan karena keberanian dan ketajaman tulisannya <i>Als Ik Eens Nederlander Was</i> (Andai Aku
Seorang Belanda), yang mengkritik keras rencana perayaan 100 tahun bebasnya
Belanda dari penjajahan Perancis yang ironisnya akan dirayakan di sebuah negeri
dimana Belanda sedang bertindak sebagai sang penjajah; Hindia Belanda. Setahun
sebelum diasingkan, ia bersama dua kawannya pada saat kuliah kedokteran yaitu E.F.E
Douwes Dekker seorang peranakan Belanda yang kemudian mengganti nama menjadi
Danudirja Setiabudi dan Cipto Mangunkusumo mendirikan organisasi politik pertama
di Hindia Belanda dengan tujuan Indonesia merdeka, yakni Indische Partij.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Kaum muda
dengan berbagai dinamika di masa kolonilisme kala itu, terus bergerak dan
membangun kesadaran tentang suatu bangsa yang dapat dibangun oleh seluruh
entitas di Hindia Belanda kala itu. Interaksi antar bangsa, bangkitnya
nasionalisme dan berdirinya negara bangsa dengan melepaskan diri dari
penjajahan sebagaimana terjadi di Tiongkok dan belahan lainnya, menambah
keyakinan kaum muda di Hindia Belanda untuk membentuk suatu negara bangsa di
atas keberagaman nusantara.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<h3>
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>Proto
Nasionalisme</b></span></span></h3>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Bentuk-bentuk
persatuan antar suku bangsa di nusantara sebenarnya sudah terjadi sejak lama,
misalnya pada Perang Sepanjang 1740-1743. Perang ini sesungguhnya merupakan
perlawanan terbesar dalam sejarah nusantara yang dilakukan oleh pasukan
gabungan dari suku Jawa, Tionghoa dan Bali. Perang ini dipicu pembantaian keji
yang diotaki Belanda terhadap masyarakat Tionghoa di Batavia 1740, puluhan ribu
orang Tionghoa menjadi korban dari orang dewasa hingga bayi bahkan pasien di
rumah sakit pun tak luput dari pembantaian keji tersebut. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Kerajaan
Belanda yang khawatir akan kemarahan Kerajaan Tiongkok akhirnya bisa bernapas
lega karena Kaisar Tiongkok, Kian Liong menyatakan bahwa orang-orang Tionghoa
di Batavia tidak diakuinya sebagai bagian dari rakyatnya karena sudah
meninggalkan negerinya, sehingga ia tidak terlalu mempersoalkan pembantaian
tersebut. Reaksi yang berbeda justru datang dari tokoh Tionghoa di Batavia dan
Jawa bagian tengah, yakni Sauw Pan Djiang (lidah Jawa menyebutnya Sepanjang)
dan Tan Sin Ko (Singseh) yang memimpin Laskar Tionghoa bersekutu dengan pasukan
Jawa dibawah pimpinan Sunan Amangkurat V alias R.M Garendi dan Raden Mas Said
atau lebih dikenal sebagai Pangeran Sambernyowo yang kelak menjadi Mangkunegara
I. Perang ini juga melibatkan Untung Surapati yang memimpin pasukan campuran
Bali dan Jawa di daerah Jawa bagian Timur. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Serangan
dimulai di daerah Gandaria wilayah selatan Batavia yang kemudian menjalar
hampir di seluruh pulau Jawa bagian barat, tengah hingga timur, namun anehnya
kepingan sejarah persatuan itu tidak pernah diajarkan dalam mata pelajaran
sejarah di sekolah hingga hari ini. Padahal baik dalam hal skala, cakupan
wilayah, jumlah pasukan yang terlibat serta dampak kerugian terhadap Belanda,
perang ini jauh melebihi Perang Diponegoro 1825-1830. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<h3>
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>Kaum Muda
Pembaharu</b></span></span></h3>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Perjuangan
yang lebih sistemik dan memiliki arti politik yang penting mulai bergema tat
kala para mahasiswa mulai bergerak baik melalui media maupun organisasi, sebut
saja majalah Hindia Poetra Hatta yang diterbitkan kembali oleh Mohammad Hatta
dan rekan-rekannya yang mulai mengkritisi praktik kolonialisme Belanda di
Hindia Belanda dan menyebarkan semangat antikolonial. Dengan berani pada tahun
1924, saat majalah ini dipimpin M. Nazir Datuk Pamoentjak namanya diubah
menjadi Indonesia Merdeka, sedangkan nama organisasi yang semula Indische
Vereeniging (Perhimpunan Hindia) yang didirikan 1908 hampir berbarengan dengan
organisasi pribumi di Hindia Belanda yakni Boedi Oetomo, kemudian diubah
menjadi Perhimpunan Indonesia pada tahun 1925, dan setahun kemudian Hatta
menjadi Ketua organisasi yang secara sistematis melakukan propaganda
kemerdekaan Indonesia tersebut. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Benih-benih
nasionalisme tersebut terus bertumbuh ditengah berbagai halangan dari penjajah.
Sukarno adalah salah satu pelopor dan penganjur yang gigih semangat persatuan
seluruh suku di Hindia Belanda, sampai-sampai ia kerap diledek para pelajar
Jakarta dengan sebutan “Bapak Persatuan dari Bandung.” Namun anjuran Sukarno
inilah yang menjadi salah satu pemicu diskusi antar kaum muda seperti Mohammad
Yamin, Sugondo Djojopuspito, Maruto, Pandu Kartawiguna, seorang anak SMA yang
kelak menjadi Perdana Menteri I Republik Indonesia bernama Syahrir di kamar
Mohammad Yamin di Jalan Braga pertengahan tahun 1927. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Wacana yang
dilontarkan Syahrir dalam diskusi itu menurut Sugondo, sosok sentral dibalik
gerakan Sumpah Pemuda, adalah hal yang sangat tepat dan merangsang terwujudnya
Sumpah Pemuda. Si anak SMA yang menjadi target intelijen Polisi Belanda karena
tulisan-tulisannya itu, merespon pertanyaan Yamin “Bung Karno minta kita
bersatu, itu….bagaimana menurut kalian? <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Pada
gilirannya, Syahrir berpendapat “Kalian bicara persatuan, tapi tanpa suatu
tindakan penjiwaan terhadap persatuan itu, mana bisa? Persatuan itu bukan
sekedar konsepuntuk menyatukan sebuah perjuangan, tapi sebuah gagasan baru,
sebuah jaman baru dan lebih besar lagi ‘persatuan’ itu adalah sebuah peradaban
baru. Bisa nggak kalian bikin sebuah peradaban baru bernama Indonesia, sebuah
peradaban yang bisa saja seagung ‘Peradaban Yunani’, ‘Peradaban Romawi’, atau
‘Peradaban Eropa Barat’ itulah tujuan dari persatuan.” <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Akhirnya pada
tanggal 28 Oktober 1928, di tengah-tengah alam kolonialisme yang sangat tidak
ramah tersebut Sugondo yang menjadi Ketua Panitia Kongres Pemuda II harus
mengakali agar intel Belanda tidak membubarkan acara, agar polisi hanya
memandang kegiatan ini sebagai kegiatan debat biasa dan membuat <i>setting</i> sedemikian sehingga perdebatan
antar mahasiswa dan pelajar tidak berkepanjangan sehingga mempermudah lahirnya
apa yang sekarang kita sebut sebagai Sumpah Pemuda. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Panitia
berhasil mengumpulkan 71 orang dari berbagai organisasi pemuda dengan latar
belakang beragam berkumpul di sebuah rumah di Jl. Kramat No. 106 milik Sie Kok
Liong asal Semarang, yang juga dipakai sebagai markas Jong Java dan di
penghujung acara menyerukan tekad untuk bersatu menjadi satu entitas, satu
bangsa, satu tanah air, dan memilih bahasa persatuan: Indonesia. Organisasi-organisasi
pemuda yang umumnya menggunakan kata “Jong” didepan nama daerah tersebut,
sesungguhnya lebih banyak merupakan organisasi berdasarkan daerah asal bukan
kesukuan, kecuali Jong Batak dan Jong Islamieten yang berbasis kesukuan dan agama.
Hal ini dapat dibuktikan dari adanya peserta Sumpah Pemuda seperti Kwee Thiam
Hong yang mewakili Jong Sumatranen, Oey Kay Siang, John Lauw Tjoan Hok, dan Tjio
Djien Kwie yang merupakan perwakilan Jong Java, Jong Celebes dan lain-lain.
Pemuda keturunan Arab yang tidak terlibat dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober, di
pimpin AR Baswedan kemudian menggelar Sumpah Pemuda keturunan Arab di Semarang.
<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Seluruh
kepingan sejarah itu sangat penting untuk memahami konteks berdirinya negara
bangsa yang sepakat diberi nama Indonesia ini, untuk menyadari betapa Indonesia
dibentuk, diperjuangkan dan dicita-citakan oleh seluruh elemen yang ada di
Hindia Belanda kala itu. Maka ketika momen persiapan membentuk negara bangsa di
BPUPKI Soetardjo secara jelas menyatakan bahwa sebelum terbentuknya negara
Indonesia, baik golongan pribumi, golongan timur asing (Tionghoa, Arab dan
lain-lain) maupun golongan Eropa memiliki status yang sama sebagai Nederlandsch
Onderdaan (Kaula Negara Belanda) sesuai hukum yang berlaku sebelum terbentuknya
sistem hukum negara Indonesia. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Sistem hukum
Indonesia kemudian memberikan status kewarganegaran Indonesia kepada semua
orang yang lahir di Indonesia, atau sudah tinggal di Indonesia sejak 17 Agustus
1940 tanpa memandang suku bangsa, agama dan ras, kecuali yang bersangkutan
menolak. Spirit inilah yang seharusnya
senantiasa kita ingat, sehingga dapat menepis semua prasangka antar suku, agama
ataupun ras yang membentuk republik ini yang hanya akan memecah belah dan
merugikan kita semua. Merunut pada pemikiran para pendiri bangsa ini, konsepsi
putra daerah misalnya harus dimaknai sebagai setiap orang sudah tinggal di
suatu daerah sejak kelahirannya bukan atas dasar kesukuannya. Sehingga
anak-anak transmigran asal Jawa dan Bali misalnya, yang sudah lahir di Lampung,
Kalimantan dan lain-lain adalah putra daerah bersangkutan. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Ingatlah
selalu bahwa semua entitas tersebut telah memberi warna dan berperan dalam pembentukan
negara bangsa ini, mereka telah hidup dan berinteraksi dalam waktu yang
panjang, sama-sama merasakan penderitaan di masa kolonial dan akhirnya berani
bermimpi dan memperjuangkan satu negara bangsa dengan nama Indonesia, dengan
kaum muda sebagai lokomotifnya. Kini di masa kekejaman dan kekuasaan para
koruptor, kembali kita bisa saksikan bahwa negeri ini masih dapat
menggantungkan harapan pada kaum mudanya. Kemenangan Timnas U-19 di piala AFF
dibawah binaan Indra Sjafri, hingga munculnya kepala-kepala daerah reformis
yang juga umumnya berusia relatif muda adalah bukti bahwa masih ada kaum muda
yang memiliki idealisme dan kecintaan tulus terhadap negeri ini, kecintaan yang
tuntas pada satoe Indonesia.<o:p></o:p></span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
</div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Eddy
Setiawan, Peneliti Institut Kewarganegaraan Indonesia</span><o:p></o:p></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16599489232204152993noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8058636060013379033.post-66803117840093436072013-10-20T20:56:00.000-07:002013-11-07T01:04:36.139-08:00DR. B.R. AMBEDKAR Perlawanan terhadap Diskriminasi di India<div class="MsoTitle">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2qKBF0FYj23lWRUupMYW5UsAZrr-UE7mvXUBiypdxP3P6GB2zmCOryAFEJfxEA7G8ROUPQgO3Nj71jy3wN7lmx2eymkA-8yLg-xikoWQCixX2DJZ2DjMFs_es3zT_N9K3-E9QZMGJaPA/s1600/Ambedkar.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2qKBF0FYj23lWRUupMYW5UsAZrr-UE7mvXUBiypdxP3P6GB2zmCOryAFEJfxEA7G8ROUPQgO3Nj71jy3wN7lmx2eymkA-8yLg-xikoWQCixX2DJZ2DjMFs_es3zT_N9K3-E9QZMGJaPA/s320/Ambedkar.jpg" width="320" /></a></div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Peradaban
manusia terus berkembang sejak masa pra sejarah hingga saat ini, segala bentuk
“ketidakberadaban” secara sistematis di kikis dan diganti dengan “keberadaban”,
bahkan 57 tahun yang lalu tepatnya 10 Desember 1948 sejarah manusia telah
mencatat lahirnya Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM). </span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sebagai salah
satu perangkatnya disusun sebuah Konvensi Internasional tentang Penghapusan
Segala Bentuk Diskriminasi Rasial (PSBDR)-1965 dan telah disebarluaskan sejak
1969, namun hingga saat ini masih saja terjadi konflik antar kelompok dengan
latar belakang perbedaan suku, agama, ras sebagai simbol permusuhan.</span><br />
<div class="MsoBodyText">
<br /></div>
<div class="MsoBodyText" style="text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Berbagai kasus
besar diskriminasi sempat menjadi perhatian dunia internasional, seperti kasus
Afro-Amerika di USA, Yahudi di Eropa, Apartheid di Afrika Selatan, namun kasus
diskriminasi di Asia seperti masalah Dalit di India misalnya, tidak mendapat
perhatian yang cukup dari dunia internasional. Padahal lebih dari 100 negara
telah menjadi peserta dan pendukung Konvensi Internasional tentang PSBDR,
termasuk di dalamnya India. </span></span></div>
<div class="MsoBodyText" style="text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoBodyText" style="text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tulisan ini disarikan dari berbagai diskusi dengan
kawan-kawan dari komunitas Dalit dari berbagai latar belakang pendidikan dan
profesi, secara formal maupun informal pada saat penulis yang mewakili
HIKMAHBUDHI mengikuti Konferensi INEB di Nagaloka, Nagpur, India dengan tema
utama Konferensi INEB kali ini adalah “<i>Buddhism and Social Equality</i>” sedang Sub temanya adalah <i>“Transcending
Barriers: DR. Ambedkar and the Buddhist World”</i> pada tanggal 9-16 Oktober
2005. Dalam tulisan ini, kata Hindu mengacu pada Hindu historis-institusional
di India, bagaimana pun hal-hal yang diungkap disini adalah realitas sosial di
India hingga hari ini. </span></span></div>
<div class="MsoBodyText">
<br /></div>
<div class="MsoBodyText" style="text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sebagai negara
yang telah menjadi peserta dan pendukung PSBDR seharusnya setiap negara
tersebut wajib untuk peduli dan melakukan usaha untuk melenyapkan diskriminasi
yang masih terhadi di negaranya sehingga praktek pembiaran (<i>neglected</i>)
yang dilakukan pemerintah India adalah pelanggaran terhadap konvensi yang telah
ditetapkan bersama dan merupakan tindakan yang tidak ksatria. Sangat jelas pada
konvensi pasal 2 bab 1 menyebutkan bahwa negara-negara peserta mengutuk
diskriminasi rasial, dan berusaha menggunakan semua cara yang memadai,
secepatnya melakukan kebijakan penghapusan diskriminasi rasial dengan segala
bentuknya, dan mengembangkan saling pengertian diantara semua ras dan demi
lima tujuan yaitu: </span></span></div>
<div class="MsoBodyText" style="text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoBodyText" style="text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pertama,
setiap negara peserta berusaha tidak akan terlibat dalam praktek diskriminasi
rasial terhadap individu, kelompok orang atau lembaga, dan menjamin bahwa
aparatur pemerintah dan lembaga-lembaga pemerintahan nasional maupun daerah,
harus bertindak sesuai tanggung jawab ini; </span></span></div>
<div class="MsoBodyText" style="text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoBodyText" style="text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kedua, setiap
negara peserta tidak membantu, membalas, atau mendukung diskriminasi ras yang
dilakukan oleh siapa pun atau organisasi mana pun; </span></span></div>
<div class="MsoBodyText" style="text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoBodyText" style="text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ketiga, setiap
negara peserta wajib melakukan tindakan-tindakan yang efektif untuk
mengevaluasi kebijakan pemerintah, nasional dan daerah, untuk memperbaharui,
mencabut atau membatalkan undang-undang dan peraturan yang berpengaruh
menciptakan atau mengembangkan diskriminasi rasial di manapun; </span></span></div>
<div class="MsoBodyText" style="text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoBodyText" style="text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Keempat,
setiap negara peserta wajib, dengan segala cara yang tepat termasuk
perundang-undangan apabila keadaan membutuhkan, melarang dan mengakhiri
diskriminasi rasial yang dilakukan secara perorangan maupun secara berkelompok
atau oleh suatu organisasi; </span></span></div>
<div class="MsoBodyText" style="text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoBodyText" style="text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kelima setiap
negara peserta berusaha mendorong, apabila perlu, organisasi atau gerakan
multi-ras yang terpadu dan berbagai cara lainnya untuk menghilangkan
hambatan-hambatan antar-ras, dan mencegah segala tindakan yang cenderung
memperkuat pembagian ras. </span></span></div>
<div class="MsoBodyText" style="text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoBodyText" style="text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Berdasarkan
konvensi tersebut diskriminasi rasial dideskripsikan sebagai segala bentuk
perbedaan, pengecualian, pembatasan atau pilihan yang didasarkan pada ras,
warna kulit, keturunan, atau asal negara atau bangsa yang memiliki tujuan atau
pengaruh menghilangkan atau merusak pengakuan, kesenangan atau pelaksanaan,
pada dasar persamaan, hak asasi manusia dan kebebasan yang hakiki di bidang
politik, ekonomi, sosial, budaya atau bidang lain dari kehidupan
masyarakat. </span></span></div>
<div class="MsoBodyText" style="text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoBodyText" style="text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> Di India modern saat ini ternyata masih
terjadi diskriminasi atas nama kasta, salah satu yang paling fenomenal adalah
diskriminasi terhadap kaum Dalit, sebuah golongan masyarakat India yang
dianggap berada di luar sistem kasta yang ada (<i>outcaste/untouchable/mahar</i>).
Bentuk-bentuk diskriminasi yang dialami kaum ini sungguh tidak masuk akal dan
di luar batas-batas kemanusiaan, namun tetap berlangsung hingga saat ini sebab
memang dipelihara oleh kelompok kasta di atasnya yang diuntungkan oleh adanya
sistem kasta ini yang menguasai India secara sosial politik dan ekonomi. </span></span></div>
<div class="MsoBodyText" style="text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoBodyText" style="text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Praktik
diskriminasi terhadap kaum dalit ini diperkirakan telah ada sejak abad ke-4,
sering disebut juga sebagai “<i>Apartheid</i> terselubung India”, yang telah
menyebabkan demikian banyak manusia mengalami segregasi dari manusia pada
umumnya dan hanya menjadi kelompok manusia yang mengerjakan pekerjaan-pekerjaan
paling kotor, rendah dan tidak berarti. Mereka juga dimarginalisasi,
disingkirkan dari pergaulan sehari-hari bahkan sekedar menginjak bayangannya
pun sudah menjadi kesialan bagi kasta diatasnya. </span></span></div>
<div class="MsoBodyText" style="text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoBodyText" style="text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kaum dalit di
cap sebagai orang yang tercemar dan kotor sehingga tidak pantas hidup berdampingan
dengan wajar dengan mereka yang merasa lebih tinggi dan bersih. <i>Untouchability</i>
berakar pada sistem kasta Hindu-India yang merupakan hirarki sosial yang
bertahan paling lama di muka bumi. Secara garis besar terdapat 4 kasta utama
yakni Brahmana (pendeta dan guru), Ksatria (penguasa dan tentara), Waisya
(pedagang/pengusaha) dan Sudra (pekerja). Disamping kasta utama ini terdapat
ribuan sub-kasta yang dikenal sebagai “jati”, sistem kasta sebenarnya adalah
pembagian berdasarkan pekerjaan, sekte, daerah dan garis bahasa. </span></span></div>
<div class="MsoBodyText" style="text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoBodyText" style="text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><i><span lang="EN-GB">Dalit</span></i><span lang="EN-GB"> berada di luar keempat kasta utama diatas, digolongkan sebagai
kelompok yang sangat nista untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang sangat
kotor dan rendah seperti membuang bangkai binatang, menguliti binatang,
membersihkan tempat penampungan limbah dan berbagai pekerjaan yang dianggap
nista oleh kasta lainnya. Kata <i>Harijan</i> yang memiliki arti “anak tuhan”
sempat dikampanyekan Mahatma Gandhi untuk menyebut komunitas <i>outcaste </i>ini
namun kata Dalit tampaknya lebih umum digunakan, berasal dari bahasa Sansekerta
yang berarti hancur, terdiskriminasi atau orang yang dihancurkan. Ironisnya di
dalam komunitas Dalit sendiri terbagi atas lebih dari 70 sub kasta. </span></span></div>
<div class="MsoBodyText" style="text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoBodyText" style="text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Secara legal
formal sebenarnya <i>untouchability </i>sudah dihapuskan sejak disusunnya
konstitusi India pada tahun 1950 pada pasal 16. DR. Bhimrao Ramji Ambedkar
demikian nama lengkapnya, ia adalah seorang Dalit yang memegang peranan penting
dalam penyusunan konstitusi India dan sampai saat ini tetap dipuja oleh para
pengikutnya; komunitas Dalit dan telah menjadi ikon bagi gerakan Dalit. Ia
adalah seorang tokoh besar yang dengan kesadaran dan penuh keberanian di
tengah-tengah kontroversi mengubah agamanya menjadi Buddha, dan langkah ini
menjadi begitu terkenal karena diikuti oleh jutaan pengikutnya. </span></span></div>
<div class="MsoBodyText" style="text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoBodyText" style="text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pengalaman
masa kecilnya penuh dengan penindasan hanya karena ia seorang yang Dalit telah
membentuk tekadnya untuk memerangi ketidakadilan itu. Sekedar contoh saat kecil
ia pernah didorong dari gerobak karena pemilik gerobak tahu dia seorang Dalit,
di lain waktu karena hausnya ia minum di sumur umum dan seseorang mengetahui
hal tersebut akhirnya masa datang dan memukulinya hingga babak belur, demikian
juga saat hendak mencukur rambutnya Bhim kecil harus menerima penolakan karena
si tukang cukur tidak mau menyentuh orang <i>outcaste</i>, pernah saat hendak
berangkat ke sekolah, karena hujan lebat Bhim berteduh di emperan rumah
seseorang, saat penghuninya melihat serta merta dengan penuh marah ia mendorong
Bhim sehingga jatuh di kubangan lumpur dan beserta semua buku-bukunya. </span></span></div>
<div class="MsoBodyText" style="text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoBodyText" style="text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pengalaman-pengalaman
pahit dan menyedihkan yang sangat melecehkan eksistensi kemanusiaan seperti
inilah yang harus dihadapi bahkan oleh seorang anak kecil yang terlahir di
komunitas Dalit di India, bahkan mungkin banyak yang lebih pahit dari
pengalaman Bhim kecil. Namun semua hal inilah yang membentuk kesadaran dalam
diri Bhim dan menjadi bara yang terus menyala dalam dadanya untuk memerangi
ketidakadilan ini.</span></span></div>
<div class="MsoBodyText" style="text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Perjuangan untuk menghapus ketidakadilan terhadap komunitas <i>untouchable</i>
ini sebenarnya telah dimulai sejak lama,
sekedar contoh tahun 1883 Sayaji Rao Gaekwad, Maharaja dari Baroda sudah
mendirikan sekolah untuk kaum Dalit sehingga dapat dinilai bahwa beberapa raja
Hindu sebenarnya juga tidak setuju akan ketidakadilan yang terjadi terhadap
kaum ini. Sejak sebelum merdeka hingga setelah merdeka di India terdapat banyak
orang-orang besar yang mendedikasikan hidupnya untuk menegakkan kebenaran dan
prinsip yang mereka yakini, Ambedkar adalah salah satunya. </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Desa Ambavade di distrik Ratnagiri Propinsi Konkan yang terletak di
negara bagian Maharashtra adalah tempat kelahiran Bhimrao anak ke-14 dari Ramji
Sakpal. Ambedkar lahir pada tanggal 14 April 1891 dengan nama Bhimrao
Ambavadekar. Salah seorang pamannya yang menjadi biarawan pernah menyatakan
kepada ayah Bhimrao, bahwa ia akan mendapat seorang putera yang nantinya akan
menjadi orang terkenal di dunia. Demikianlah kemudian Ambedkar lahir dan
ibundanya meninggal lima tahun kemudian. Nama Ambavadekar akhirnya diubah
menjadi Ambedkar oleh salah seorang gurunya pada masa sekolah menengah atas,
gurunya adalah seorang brahmin dengan nama keluarga Ambedkar dan ia sangat
kagum dan senang akan kecerdasan Bhimrao Ambavadekar sehingga kemudian
mempersilakan Bhim untuk menggunakan nama keluarganya yaitu Ambedkar. </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sejak muda Ambedkar sangat suka membaca buku, meski pun miskin tapi
ayahnya sangat mendukung kegemarannya membaca buku bahkan terkadang ayahnya
sampai meminjam uang untuk membelikan Ambedkar buku. Keluarga ini tinggal di
daerah termiskin, rumah mereka sangat sempit hanya terdiri dari satu ruangan
dan segala aktivitas dilakukan disitu mulai memasak, tidur, belajar dan untuk
kambing peliharaan. </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sejak sekolah dasar berbagai perlakuan diskriminasi dialaminya,
salah satu yang paling menyakitkan
baginya adalah larangan untuk membaca <i>Veda</i> karena ia seorang <i>Mahar</i>,
sebagai seorang India dia merasa sangat terhina karena anak-anak dari luar
India saja diperbolehkan membacanya. Selain itu bila anak lain boleh duduk di
kursi, anak-anak Dalit harus duduk di atas tikar dan itu pun harus membawa
sendiri dari rumah, bahkan pernah saat Bhim disuruh menyelesaikan soal
matematika di papan tulis anak-anak lain berteriak bahwa kotak bekal mereka ada
di belakang papan sehingga mereka takut tercemar karena Bhim akan menyentuh
papan tulis. Sehingga setelah semua anak mengambil kotak bekalnya barulah Bhim
dapat menggunakan papan tulis, sementara guru matematikanya tidak sedikit pun
merasa terusik menyaksikan ketidakadilan ini. </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Setelah lulus dari sekolah menengah ia melanjutkan pendidikannya ke
Sekolah Tinggi Elphistone dan memperoleh gelar B.A pada tahun 1912 dan kemudian
ayahnya berkeinginan Ambedkar mencari kerja di Bombay, karena kondisi
keuangannya sangat tidak memungkinkan untuk membiayai Ambedkar melanjutkan ke
universitas. Adalah Keluskar, salah seorang guru Ambedkar di sekolah tinggi
yang simpatik padanya dan kerap kali memberi buku-buku bermutu karena ia sangat
menghargai kegemaran Ambedkar membaca buku, salah satu buku Buddhis pertama
Ambedkar; Buddha-Charitra (Kisah Hidup Buddha) adalah pemberiannya. </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Keluskar lah yang membantu Ambedkar untuk bertemu dengan Raja Sayaji
Rao Gaekwad seorang raja di negara Baroda yang memiliki pandangan liberal yang
akhirnya memberikan beasiswa kepada Ambedkar. Sebelum memberikan beasiswa, sang
raja bertanya kepada Ambedkar karena ia menyatakan akan mempelajari banyak
subyek. “Apa yang akan kamu lakukan setelah mempelajari semua itu?” Ambedkar
menjawab “Setelah mempelajari semua itu, saya akan menemukan penyebab dari keadaan
komunitas saya sehingga saya dapat melakukan reformasi sosial” Karena
mengetahui potensi yang dimiliki Ambedkar, Raja Sayaji mengirim Ambedkar ke
Universitas Colombia-Amerika untuk meneruskan pendidikannya. </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Amerika yang liberal tidak mengenal <i>untouchability</i> hal ini
sangat berkesan bagi Ambedkar, disini Ambedkar merasa diberlakukan secara sama
dan ia bebas untuk belajar apapun, dan ia sempat mengutip Shakespear pada salah
satu surat ke sahabatnya untuk mengungkapkan kebahagiaannya dapat belajar di Amerika
<i>“In the life of man now and again there is a swelling wave; if a man uses
this opportunity, it will carry him towards his fortune”. </i>Di negeri Paman
Sam inilah ia menimba ilmu politik, etika, antropologi, ilmu sosial dan ekonomi
dan akhirnya memperoleh gelar gelar M.A dan Ph.D, selanjutnya ia ingin
menyelesaikan pendidikannya di bidang ekonomi di Inggris namun ditolak oleh
pejabat pendidikan negara tapi di kemudian hari dikabulkan atas rekomendasi
dari Raja Baroda. </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Karena proposalnya tidak dikabulkan Ambedkar harus kembali ke India
untuk mengabdi di pemerintahan Baroda sesuai janjinya sebelum menerima
beasiswa, ia kembali ke India pada tahun 1917 sebagai seorang yang
berpendidikan tertinggi di India masa itu. Namun India tetaplah India dengan
sistem kastanya yang diskriminatif sebagaimana masa sebelum ia belajar ke
Amerika, jadi meski Ambedkar menduduki jabatan penting di pemerintahan kerajaan
Baroda namun ia tetap merasakan ketidakadilan. Bahkan pesuruh di kantornya pun
tidak mau mengantarkan dokumen-dokumen yang Ambedkar perlukan secara langsung,
tapi dengan cara melemparkan ke arahnya, tidak ada yang membawakannya air minum
dan ia tidak diberi jatah tempat tinggal sebagaimana pegawai lain setingkatnya
karena mereka tidak mau bertetangga dengan orang kasta rendahan. </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Apalagi pegawai-pegawai lainnya semua memperlakukannya bagai biang
penyakit, bahkan mereka yang non Hindu pun memperlakukannya dengan tidak
semestinya. Sementara Raja tidak dapat melakukan apapun, karena tindakan
diskriminatif ini bersumber dari agama, raja tidak bisa menentangnya secara
langsung. Karena tidak mendapat tempat tinggal akhirnya Ambedkar menyewa sebuah
wisma dengan menggunakan nama Persia, namun tidak bertahan lama karena
orang-orang Persia pun tahu ia seorang Dalit dan mengusirnya dengan sangat
tidak terhormat. Saat itu semua orang di Baroda tidak mau membantunya, sehingga
akhirnya ia meninggalkan Baroda dan kembali ke Bombay dan berusaha mencari
kerja namun tak satu pun perusahaan mau menerimanya karena ia seorang Dalit, demikian
juga saat ia membuka usaha hingga akhirnya Sekolah Tinggi Sydenham Bombay
membutuhkan seorang Profesor Ekonomi. </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sydenham adalah nama seorang bangsawan mantan gubernur Bombay yang
cukup kenal dengan Ambedkar, demikianlah akhirnya Ambedkar mendapatkan
pekerjaan. Setelah dua tahun, kembali ia melanjutkan pendidikan ke London dan
Jerman sehingga akhirnya ia memiliki gelar M.A, Ph.D, D.Sc, menguasai bidang
hukum, siap untuk beraksi, memasuki dunia politik dengan persiapan yang
komprehensif bukan untuk kepentingan pribadi tapi kepentingan komunitasnya;
kaum Dalit. Langkah pertamanya adalah membentuk organisasi bernama <i>Bahishkrit
Hitkarini Sabha</i> (Komunitas untuk Kesejahteraan Kaum Tersisih) pada awalnya
di wilayah Bombay, tujuannya adalah membangun asrama-asrama untuk mempromosikan
dan menyebarkan pendidikan untuk kaum Dalit, membuat perpustakaan dan pusat
pendidikan untuk pembangunan budaya dan mengkampanyekan penghapusan <i>untouchability</i>. </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> Usaha penghapusan <i>untouchability
</i>dari dalam pemerintahan telah diawali Raja Baroda yang telah memberikan
beasiswa kepada kaum Dalit yang berpotensi, sementara dari masyarakat sendiri
terdapat Mahatma Phule dan isterinya yang mendedikasikan hidupnya untuk
pendidikan kaum Dalit. Mahatma Phule adalah seorang Sudra, ia bahkan rela
diusir dari rumahnya karena sang ayah menganggap puteranya ikut tercemar karena
berkumpul dengan kaum Dalit. DR. Ambedkar mendedikasikan salah satu bukunya; <i>Who
Were The Shudras</i> kepada orang yang ia anggap guru ini.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> Usaha lain adalah dari anggota
Dewan di Bombay, ia bernama Bole seorang reformis sosial yang mengajukan
resolusi yang pada intinya menyatakan bahwa semua fasilitas umum negara seperti
pengadilan, sekolah, rumah sakit, kantor, penginapan, sumur, tangki air dan
sebagainya dapat digunakan oleh kaum Dalit. Resolusi ini disetujui namun pada
pelaksanaannya kembali tertabrak hegemoni kaum Brahmin yang diuntungkan oleh
sistem kasta ini, seperti di Kota Mahad di Maharashtra meski resolusi ini sudah
ditetapkan tapi tetap kaum Dalit tidak diperbolehkan mengambil air di tangki
umum, padahal kaum muslim dan bahkan ternak pun bebas minum di tangki tersebut.
</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Hal ini mengundang Ambedkar melakukan aksi di tangki air tersebut
pada saat diadakannya Konferensi Kasta Tertindas di kota tersebut pada tahun
1927 yang diketuai oleh Ambedkar, sedang para peserta yang rata-rata aktivis
dari kaum dalit ini tidak hanya datang dari negara bagian Maharashtra tapi
bahkan dari Gujarat. Di akhir konferensi diadakanlah aksi yang melibatkan tak
kurang dari 10.000 orang, aksi damai yang dipimpin Ambedkar berjalan lancar
hingga mereka mencapai tangki air <i>Chowdar</i> dan kemudian dipimpin Ambedkar
mereka mengambil air dengan telapak tangan dan meminumnya. </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Namun kemudian dikalangan masyarakat Hindu tersebar isu bahwa kaum
Dalit akan menduduki salah satu kuil mereka sehingga terjadilah kerusuhan,
peristiwa ini dikenal dalam sejarah India sebagai <i>“Chowdar Tank Case”. </i>Namun
bagaimana pun, tangki tersebut telah “tercemar” lalu bagaimana mereka
“mensucikan” kembali? Setelah aksi ini, dengan dipimpin kaum brahmin tangki
dikosongkan, kemudian ditaburi berbagai produk sapi seperti susu, dadih,
mentega murni, urin dan kotoran sapi sembari para brahmin membacakan mantra,
dan kemudian tangki dianggap suci kembali, Ironis! </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pada tahun yang sama juga terjadi aksi pembakaran kitab <i>Manusmrti
</i>(Hukum Manu)<i>,</i> sebuah<i> </i>kitab yang merupakan sumber dari semua
aturan menyangkut kasta. Kitab ini mengatur siapa boleh makan dengan siapa,
siapa boleh mengawini siapa, siapa boleh menyentuh siapa, juga memuat hukuman
bagi yang melanggar, misal apabila seorang sudra yang menganggap mengajar kaum
Brahmana adalah tugasnya harus dihukum dengan cara memasukkan minyak panas ke
dalam mulut dan telinganya. Pembakaran kitab ini membuat guncangan besar
terhadap kaum ortodok Hindu seluruh India dan merupakan simbol penolakan kaum
Dalit terhadap kekuasaan dan kitab-kitab Hindu. </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Aksi di tangki air Chowdar di Mahad merupakan simbol perlawanan awal
yang penting, karenanya setelah konferensi di Mahad tersebut DR. Ambedkar mendirikan
koran untuk memperkenalkan pemikiran-pemikirannya kepada masyarakat luas,
namanya <i>Excluded India</i> dan isu pertama yang diangkat adalah “<i>Chowdar
Tank Case</i>”. Kembali Ambedkar merencanakan untuk mengadakan aksi
bersama-sama pengikutnya ke tangki air tersebut, namun karena alasan hukum dan
keamanan para pengikutnya akhirnya dibatalkan namun secara jalur hukum Ambedkar
terus memperjuangkannya dan akhirnya tahun 1937 Pengadilan Tinggi Bombay
memenangkan kaum Dalit untuk dapat menggunakan tangki air tersebut. Sebuah
kemenangan kecil di tengah perjuangan untuk menghapus <i>untouchability</i>,
menuntut persamaan, kebebasan dan keadilan bagi semua, namun penting sebagai
titik pijak awal perjuangan.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoBodyTextIndent">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Berbagai gerakan dilakukan Ambedkar
dan jutaan pengikutnya untuk menuntuk hak-hak mereka, gerakan massa, politik,
hukum, bahkan gerakan diplomasi internasional. Karena sistem kasta di India
telah menyebabkan mereka tidak memiliki hak ekonomi dan politik. Tak jarang
Ambedkar harus berhadapan dengan Mahatma Gandhi yang memiliki cara pandang yang
berbeda dalam hal <i>untouchability</i> ini. Gandhi adalah seorang berkasta
yang mengklaim berdiri di atas semua golongan, namun kaum Dalit menyangkal hal
ini dan kenyataan pun tidak berkata demikian. Gandhi setuju pada saat kaum
Muslim, Kristen dan Sikh memiliki sistem pemilihan terpisah, hal ini sejalan
dengan demokratisasi namun pada saat Ambedkar menuntut sistem pemilihan
terpisah untuk Dalit pada tahun 1932, Gandhi melakukan gerakan penolakan dengan
gerakan “Mogok Makan hingga Mati”-nya yang terkenal itu. </span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent">
<br /></div>
<div class="MsoBodyTextIndent">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ambedkar menjadi begitu dibenci di
India kala itu karena Gandhi adalah seorang tokoh besar bagi India. Ambedkar
dihadapkan pada pilihan membiarkan Gandhi mati sehingga dapat menimbulkan
kerusuhan hebat di India antara penganut kasta Hindu dan kaum Dalit atau
berkompromi, ia terpaksa memilih yang kedua karena tidak ingin terjadi
pembantaian terhadap kaumnya. Hal ini semakin memperkuat keyakinan kaum Dalit
bahwa yang dapat menjadi penyelamat mereka hanyalah seorang Dalit juga, sebab
tanpa pernah merasakan betapa pahitnya kenyataan hidup sebagai kaum <i>Untouchable</i>
maka mereka tidak akan mungkin dapat memahami secara utuh permasalahan ini. </span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent">
<br /></div>
<div class="MsoBodyTextIndent">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pada tahun 1935 Ambedkar membuat
pernyataannya yang terkenal bahwa ia boleh lahir sebagai seorang Hindu tapi
tidak akan mati sebagai Hindu, 12 tahun kemudian ia menjadi Menteri Hukum
pertama paska kemerdekaan India namun setelah 4 tahun beliau mengundurkan diri
dari kabinet. Sisa Hidupnya kemudian didedikasikan bagi pengembangan Buddhisme
di India, hal ini diumumkannya pada tahun 1954 dan dua tahun kemudian pada
sebuah upacara di Nagpur, Ambedkar menjadi seorang Buddhis yang diikuti ratusan
ribu pendukungnya saat itu tepatnya tanggal 14 Oktober 1956. </span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent">
<br /></div>
<div class="MsoBodyTextIndent">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Adalah U Chandramani, seorang
bhikkhu senior yang menjadi pemimpin upacara saat Ambedkar menyatakan tiga
perlindungan kepada Buddha, Dhamma dan Sangha. Peristiwa ini adalah sebuah
peristiwa besar yang begitu mengejutkan semua orang di India, bahkan bagi
Buddhisme di India ini sangat berarti bagi kebangkitan Buddhis setelah ratusan
tahun berusaha ditenggelamkan. Dengan menjadi Buddhis, Ambedkar berharap kaum
Dalit merasakan pembebasan secara sosial, psikologi dan spiritual disamping
kesadarannya yang tinggi bahwa Buddhisme pernah nyaris punah dari India dan kemudian
bangkit kembali, ia tidak ingin Buddhisme punah kembali sehingga setelah ia
menyatakan tiga perlindungan dan memohon lima sila dari Bhikkhu, selanjutnya ia
membaca 22 sumpah yang ia buat bagi kaum Dalit kemudian mentahbiskan para
pengikutnya. </span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent">
<br /></div>
<div class="MsoBodyTextIndent">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Prosesinya berlangsung sebagai
berikut, pengikut Ambedkar pertama-tama mengikuti upacara pentahbisan dengan
menyatakan tri sarana dan panca sila kemudian setelahnya tahap kedua mereka
menyatakan 22 sumpah untuk memperjelas dan benar-benar memisahkan Buddhis dari Hindu.
Perlu dipahami, pada saat itu tertanam anggapan bahwa seorang Buddhis adalah
juga seorang Hindu dan hal ini telah begitu mengakar di India, biasa dikatakan
bahwa Hindu bagaikan samudra yang luas, Buddhisme hanyalah salah satu sungai
kecilnya. Hal inilah yang berusaha dikikis oleh Ambedkar, sehingga para
pengikutnya diharapkan benar-benar berusaha mempelajari ajaran Buddha bukan
sekedar menyebut diri seorang Buddhis tapi tidak memahami ajaran yang
sebenarnya. Akhirnya budaya pentahbisan ala Ambedkar ini menjadi upacara
tahunan yang mereka sebut Dhammadiksa/Diksabumi. </span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent">
<br /></div>
<div class="MsoBodyTextIndent">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sampai saat ini acara ini terus
berlangsung sebagai acara tahunan dimana komunitas Dalit dari berbagai daerah
berkumpul di vihara dimana Ambedkar ditahbiskan menjadi seorang Buddhis, di
tengah-tengah Konferensi INEB para peserta diajak ikut berpartisipasi dalam
acara ini meski dengan pengawalan ekstra ketat sebab di acara ini terlibat
begitu banyak massa, ratusan ribu bahkan mungkin jutaan orang berkumpul dari
seluruh India. Acara serupa juga diselenggarakan di wilayah-wilayah lain namun
dengan jumlah massa yang tentunya tidak sebanyak di Maharashtra, sebab secara
sosio-historis-politis memang merupakan wilayah Dalit. </span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent">
<br /></div>
<div class="MsoBodyTextIndent">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Perjuangan Ambedkar bersama-sama
komunitasnya adalah sebuah perjuangan yang panjang dan tidak mudah untuk
merebut hak-hak mereka, perjuangan ini masih terus berlanjut hingga hari ini,
terutama perjuangan untuk mempertahankan eksistensi mereka sebagai Buddhis.
Ironisnya di tanah Buddha, mereka bahkan baru mulai membangun vihara-vihara
sederhana dan tidak ada bhikkhu yang dapat memberikan dhamma pada mereka karena
aturan manajemen vihara-vihara tua yang dikuasai kaum Brahmin. </span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent">
<br /></div>
<div class="MsoBodyTextIndent">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sebagaimana sub tema konferensi,
salah satu tujuan dari konferensi INEB kali ini adalah untuk menyingkirkan
halangan antara perjuangan Ambedkar dan komunitas Buddhis Internasional.
Komunitas Buddhis di India membutuhkan dukungan yang cukup dari seluruh dunia
untuk dapat berdiri tegak di India. Pengalaman historis mereka berjuang untuk
membebaskan diri dari belenggu sistem kasta dan trauma panjang akibat
tindakan-tindakan yang sangat merendahkan harkat dan martabat kemanusiaan yang
telah mereka alami sebagai kaum Dalit, tingkat pendidikan yang rendah,
kemiskinan dan lain sebagainya telah membentuk karakter yang eksplosif dalam
diri mereka.</span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent">
<br /></div>
<div class="MsoBodyTextIndent">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> Salah satu masalah mendasar yang dihadapi
komunitas Dalit paska meninggalnya DR. Ambedkar 6 minggu setelah beliau menjadi
Buddhis adalah kecenderungan penekanan yang salah pada perjuangan DR. Ambedkar,
yang lebih banyak ditransformasikan kepada komunitas Dalit yang sebagian besar
telah menjadi Buddhis ini adalah kritik Ambedkar terhadap sistem kasta Hindu
dan mereka anggap hal ini sebagai Buddhisme. Hal ini juga mungkin terjadi
akibat minimnya jumlah bhikkhu, namun di akhir konferensi beberapa pimpinan
organisasi Buddhis dari kaum Dalit menyatakan bahwa mereka siap bekerja sama
dengan para Lama dari Tibet untuk memberikan Buddha Dhamma yang sebenarnya
kepada komunitas Buddhis di India. Sebuah tesis sederhana mungkin dapat kita
renungkan bahwa Tibet mungkin memang harus meninggalkan kenyamanan tanah
kelahirannya yang begitu kental akan spiritual untuk membangkitkan kembali
Buddhisme di tanah Buddha melanjutkan perjuangan Ambedkar bersama-sama jutaan
pengikutnya.</span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span lang="EN-GB">Eddy Setiawan, K</span><span style="font-size: 11pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">etua Umum PP HIKMAHBUDHI
periode 2005-2007</span></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16599489232204152993noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8058636060013379033.post-25181043330137228502013-10-17T00:07:00.003-07:002013-11-07T01:05:29.911-08:00 Setahun Karya Jokowi Ahok: Apa Kabar Pawang Geni? <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjy-1SAJjk7-O85MTMNsoi0t2aEKf0nVd6lXp37MXWL17CgLP_Soh7IruGCrPvKBBydZUKNqyEz1tqJw6M8DwZh-Q0BRr6mhZ1wnRiG-uGHLLjtTLhqNAUTad0JX_MQHWcK6FnwHgNFIv8/s1600/fire-department-budget-cut.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="211" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjy-1SAJjk7-O85MTMNsoi0t2aEKf0nVd6lXp37MXWL17CgLP_Soh7IruGCrPvKBBydZUKNqyEz1tqJw6M8DwZh-Q0BRr6mhZ1wnRiG-uGHLLjtTLhqNAUTad0JX_MQHWcK6FnwHgNFIv8/s320/fire-department-budget-cut.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Setahun
sudah Jokowi dan Basuki memimpin DKI Jakarta, berbagai terobosan dan program
pro rakyat telah dilaksanakan sebagaimana janji kampanye mereka tahun lalu.
Persoalan kemacetan telah dijawab dengan dilanjutkannya proyek MRT dan Monorel
serta penambahan armada Trans Jakarta, penataan terhadap beberapa lokasi pun
telah dilakukan seperti Tanah Abang, Pasar Gembrong dan lain-lain. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Banjir telah
diantisipasi dengan revitalisasi beberapa waduk, perbaikan pintu air dan
pembangunan sumur resapan di berbagai lokasi. </span><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Keberpihakan
kepada masyarakat miskin pun telah ditunjukkan dengan Kartu Jakarta Sehat dan Kartu
Jakarta Pintar, serta relokasi yang manusiawi dari warga yang digusur ke
rusun-rusun yang telah disiapkan. Budaya Betawi kini diperkuat melalui berbagai
festival hingga kewajiban menggunakan pakaian Betawi di hari Jumat bagi PNS di
Pemprop DKI Jakarta.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Reformasi
birokrasi telah dimulai dengan lelang jabatan untuk tingkat Camat dan Lurah
dengan tujuan mendapatkan the right man in the right place, dan akan terus
dievaluasi sehingga nantinya birokrasi yang melayani dapat terwujud. Sentuhan
tahun pertama untuk keindahan kota DKI Jakarta adalah taman-taman yang lebih
rimbun dan tertata, perbaikan dan pelebaran trotoar, pengurangan billboard di
lokasi-lokasi yang tidak seharusnya, pengecetan tembok-tembok fly over dan
sebagainya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Setahun
bukanlah waktu yang panjang untuk merealisasikan berbagai program, sehingga
keberhasilan Gubernur dan Wakil Gubernur periode 2012-2017 ini patut
diapresiasi, dan perlu didukung dengan masukan konstruktif terhadap hal-hal
yang masih belum atau terlambat terealisir, salah satunya adalah menyangkut
persoalan kebakaran yang kerap melanda perkampungan-perkampungan di Ibu Kota
tercinta ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Jokowi
pernah mencanangkan Pawang Geni sebagai salah satu solusi penanggulangan bahaya
kebakaran di kampung-kampung dengan akses yang sempit. Dengan ukurannya yang
kecil, Pawang Geni diharapkan mampu menjangkau dengan cepat pusat kebakaran
meskipun berada di gang yang sempit, oleh karena itu rencananya pemadam
kebakaran mini ini akan dibagikan ke setiap pemukiman padat penduduk di DKI
Jakarta. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Namun hingga saat ini kita belum mendengar
atau menyaksikan bagaimana aksi Pawang Geni dalam beberapa kebakaran yang
terjadi akhir-akhir ini. Kebakaran di Jakarta adalah musibah yang berulang dari
tahun ke tahun, padatnya penduduk di beberapa wilayah dan instalasi listrik yang
semrawut adalah pangkalnya sedangkan ujungnya adalah kondisi hidran yang tidak
laik. Jadi proses pencegahan harus
melibatkan PLN untuk menertibkan sambungan ilegal dan merapikan serta
merevitalisasi seluruh jaringan kabelnya, bahkan jika mungkin kelak seluruh
instalasi listrik ditempatkan di bawah tanah. Meski membutuhkan biaya yang
tidak sedikit, tapi tentu hal tersebut tidak seberapa dibanding penderitaan ribuan
warga korban kebakaran secara kuantitatif maupun kualitatif. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Jika kita
simak dengan baik, hampir di setiap kebakaran yang terjadi di DKI Jakarta
muncul keluhan soal hidran yang tidak berfungsi, penyebab sesungguhnya bukanlah
hidran yang rusak tapi sumber air yang tidak memadai karena masih mengandalkan
PDAM, padahal tekanan airnya bisa kita rasakan sendiri di rumah yaitu sangat
lemah dan sering mati. Jadi cukup aneh apabila DKI Jakarta sampai saat ini masih
mengandalkan sumber air dari PDAM untuk keperluan hidran. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Alternatifnya adalah penggunaan
sumber air tersendiri untuk hidran, </span><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">penambahan
jumlah hidran kering agar selang petugas Damkar dapat mencapai daerah dengan
akses jalan yang sempit, penambahan jumlah tendon dan tangki air untuk Damkar,
serta solusi berupa unit Pawang Geni (motor pemadam) yang dapat bergerak lebih cepat
di pemukiman padat penduduk sebagaimana pernah dicanangkan Jokowi di awal masa
menjabatnya juga merupakan salah satu solusi yang baik. Sayang pemberitaan
tentang distribusi dan tingkat efektivitas Pawang Geni tidak segencar wacana
awalnya.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Motor
pemadam ini seharusnya diprioritaskan untuk daerah rawan kebakaran dan
didistribusikan kepada RT-RW dengan jumlah yang proporsional sesuai kepadatan
penduduknya. Selain itu DKI Jakarta juga perlu menambah jumlah petugas Pemadam
Kebakaran yang saat ini hanya memiliki sekitar 3.100 petugas itupun separuhnya
adalah pegawai tidak tetap dan tidak seluruhnya merupakan petugas lapangan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Idealnya per
10.000 penduduk terdapat minimal 1 unit mobil pemadam kebakaran lengkap dengan
6 petugas, maka dengan jumlah penduduk DKI Jakarta 9.600.000 orang saat ini seharusnya
Ibu Kota RI ini memiliki minimal 960 unit mobil pemadam kebakaran yang
dilengkapi 5.760 petugas pemadam kebakaran lapangan. Jadi memang kondisi saat
ini masih sangat jauh dari ideal, apalagi penggunaan tenaga tidak tetap yang
tentu akan berkorelasi pada kinerja dan moral petugas. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Pemprop DKI
Jakarta juga seharusnya menganggarkan lebih banyak porsi untuk penyediaan dan
perawatan APAR di setia RT, khususnya di daerah yang sudah diidentifikasi rawan
kebakaran dan melakukan penyuluhan dan bimbingan kepada masyarakat di daerah
tersebut mengenai upaya-upaya pencegahan dan apa yang harus dilakukan saat
kebakaran terjadi sehingga dapat membantu kerja-kerja petugas pemadam kebakaran.
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Edukasi
tentang bahaya instalasi listrik ilegal, penggunaan listrik yang aman,
penggunaan kompor yang aman dan tindakan awal saat kebakaran terjadi seperti
menghubungi petugas, tidak menumpuk barang-barang di jalan menuju lokasi
kebakaran atau tidak berkerumun di sepanjang jalan menuju lokasi kebakaran
adalah hal-hal yang harus ditanamkan kepada warga yang tinggal di daerah padat
penduduk, bahkan dapat diintegrasikan dalam pelajaran di sekolah sehingga
anak-anak di daerah rawan kebakaran akan memiliki kesadaran yang lebih mengenai
pencegahan bahaya kebakaran dan apa yang harus dilakukan saat kebakaran terjadi.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Eddy
Setiawan, Peneliti Institut Kewarganegaraan Indonesia<o:p></o:p></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16599489232204152993noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8058636060013379033.post-40827103969908882742013-09-25T19:39:00.004-07:002013-09-25T19:39:58.377-07:00Bakar Tongkang, Tradisi Tua dari Bagan Siapi-api<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>ZH-CN</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><br />
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" Name="Block Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" Name="Normal (Web)"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:SimSun;
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style>
<![endif]-->
<br />
<div align="center" class="MsoBlockText" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-align: center;">
<span lang="IT"></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwGgUk1sfMfi8kzrnYVK3sMlOfvIr1517DhowfsNW9mqgSrXOkLNvClDc0aGEbsU2ZzAYW3__29Ir4AL3atAxkxA3KwRT1nmMF13tTCoXxvQ3i7zG6Wf0W_AvrnJS80Que_-vizRfKAUQ/s1600/Bakar+Tongkang.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwGgUk1sfMfi8kzrnYVK3sMlOfvIr1517DhowfsNW9mqgSrXOkLNvClDc0aGEbsU2ZzAYW3__29Ir4AL3atAxkxA3KwRT1nmMF13tTCoXxvQ3i7zG6Wf0W_AvrnJS80Que_-vizRfKAUQ/s400/Bakar+Tongkang.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="MsoBlockText" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span lang="IT"> Malam itu asap dupa dengan wewangiannya yang khas merebak
penuh mistis di sekitar anjungan Provinsi Riau Taman Mini Indonesia Indah
(TMII), asap itu bersumber dari ribuan suku tionghoa yang sebagian besar adalah
masyarakat Bagan Siapi-api yang ada di Jakarta dan sekitarnya yang sedang
melakukan sebuah ritual turun temurun bernama Bakar Tongkang. Acara ini digelar
oleh masyarakat tionghoa dari Kabupaten Rokan Ilir. </span></span></span></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><div class="MsoBlockText" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-indent: 36pt;">
<br /></div>
<div class="MsoBlockText" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span lang="IT">Bakar Tongkang adalah sebuah tradisi suku tionghoa yang
sempat dilarang di masa kekuasaan Orde Baru, namun tetap dilakukan secara
sembunyi-sembunyi oleh masyarakat tionghoa di Bagan Siapi-api pada saat itu.
Ritual yang berakar dari tradisi bahari para leluhur orang tionghoa di Bagan
ini, telah dilakukan sejak 128 tahun yang lalu dan tetap dilestarikan hingga
kini. Masyarakat Bagan percaya bahwa ritual ini akan membuat laut senantiasa
memberikan berkahnya bagi masyarakat Bagan yang menggantungkan diri pada hasil
laut.</span></span></span></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><div class="MsoBlockText" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-indent: 36pt;">
<br /></div>
<div class="MsoBlockText" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span lang="IT">Tongkang yang dimaksud adalah sebuah perahu yang dibuat
dengan ukuran sesuai petunjuk dewa, sedang desainnya konon merupakan bentuk
tongkang yang digunakan warga tionghoa awal yang berlayar dari Desa
Songkla-Thailand dan mendarat di Bagan pada tahun 1826. Ritual di TMII ini
sebenarnya sekaligus merupakan agenda wisata pemerintah Riau, untuk lebih
memperkenalkan tradisi Bakar Tongkang yang memang telah ditempatkan menjadi
salah satu agenda wisata andalan provinsi ini. Warga Tionghoa dan pemerintah
Riau mempunyai ambisi membawa tradisi Bakar Tongkang go internasional. Sebuah
ambisi yang cukup beralasan, sebab selama ini di Bagan sendiri, tradisi ini
telah menyedot perhatian wisatawan domestik maupun manca negara. </span></span></span></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><div class="MsoBlockText" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-indent: 36pt;">
<br /></div>
<div class="MsoBlockText" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span lang="IT">Pada perayaan terakhir, wisatawan dari Cina, Hongkong,
Singapura dan Australia pun datang ke Bagan untuk menyaksikan secara langsung
tradisi unik ini. Untuk perayaan di TMII, menurut Jhoni, salah seorang panitia
penyelenggara, ukuran yang digunakan adalah 8 x 3.2 m dan untuk melengkapi
upacara ini dilibatkan 12 orang yang trans atau kemasukan dewa-dewa tertentu.
Kedua belas orang yang disebut Luk Thong inilah yang mengawal selama perjalanan
arak-arakan tongkang. Penyelenggara, </span></span></span></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><div class="MsoBlockText" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoBlockText" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><b><span lang="IT">Prosesi</span></b></span></span></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><div class="MsoBlockText" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span lang="IT">Upacara Bakar Tongkang di TMII diawali dengan proses
mengundang para dewa agar memasuki raga para Luk Thong. Orang-orang terpilih
ini, melakukan sejumlah ritual dengan diiringi tetabuhan yang berbunyi sangat
nyaring. Suasana menjadi sedemikian mistis, diantara asap dupa yang semakin
pekat dan tetabuhan yang riuh rendah, sorak sorai umat membahana pada saat satu
persatu Luk Thong mengalami trans yang ditandai gerakan kepala yang
menggeleng-geleng dengan sangat cepat, dan mulai memukul-mukulkan sejenis bola
besi yang tajam ke tubuhnya. </span></span></span></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><div class="MsoBlockText" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-indent: 36pt;">
<br /></div>
<div class="MsoBlockText" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span lang="IT">Suasana makin meriah tat kala, salah satu Luk Thong membuat
Hu yang kemudian menjadi rebutan umat. Para Luk Thong yang pipinya ditusuk
dengan paku ini, kemudian satu persatu digiring oleh serombongan penabuh dan
pengiringnya untuk memberkati altar-altar yang ada. Umat yang berada di sekitar
altar dengan penuh kesungguhan tampak mengacung-acungkan dupa dan mengucapkan
permohonan, sementara para Luk Thong tampak seolah-olah sedang berkomunikasi
dengan dewa di altar-altar tersebut. Setiap Luk Thong mewakili karakteristik
dewa tertentu, ada yang membawa pedang dan juga gada berduri.</span></span></span></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><div class="MsoBlockText" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-indent: 36pt;">
<br /></div>
<div class="MsoBlockText" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span lang="IT">Setelah semua Luk Thong melakukan ritual di setiap altar,
kemudian mereka diarahkan menuju Tongkang dan semuanya melakukan ritual di
depan tongkang. Umat mulai berbaris di sepanjang jalan, dengan dupa di tangan
bersiap-siap mengikuti arak-arakan menuju panggung utama dimana Tongkang akan
di bakar di depan tamu undangan yang terdiri dari pemerintah Riau dan beberapa
duta besar serta masyarakat umum. Dari Anjungan Riau, tongkang yang diangkat
puluhan orang mulai diarak, pada posisi terdepan adalah beberapa replika dewa
dari kertas yang rata-rata menunggang kuda, kemudian barulah tongkang dan
dibelakangnya dengan dupa ditangan ribuan umat dengan khusyuk mengikuti,
sementara di kanan kiri tampak masyarakat umum turut menyaksikan. </span></span></span></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><div class="MsoBlockText" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-indent: 36pt;">
<br /></div>
<div class="MsoBlockText" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span lang="IT">Lampion-lampion yang di pasang sepanjang jalan menuju
panggung utama menambah semarak suasana. Setelah tiba di panggung utama, acara
dilanjutkan dengan mendengarkan sambutan dari pemerintah Riau yang diwakili
kepala dinas pariwisata Propinsi Riau karena Gubernur Riau tidak dapat hadir. Sementara
diantara undangan, tampak hadir Bupati Rokan Ilir,<span> </span>anggota DPD Riau, duta besar perancis dan
RRC.</span></span></span></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><div class="MsoBlockText" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-indent: 36pt;">
<br /></div>
<div class="MsoBlockText" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span lang="IT">Sorak sorai umat yang mengiringi prosesi persiapan
pembakaran Tongkang menenggelamkan pengeras suara, sehingga seolah tak
menghiraukan acara sambutan. Setelah sambutan selesai segera panitia, tokoh
Tionghoa Bagan Siapi-api dan Bupati Rokan Ilir didaulat menuju panggung untuk
menekan tombol kembang api yang memancar seperti air mancur di kanan kiri
tongkang. Selanjutnya mereka juga melakukan penyulutan api untuk membakar
tongkang. Segera saja api melalap tongkang yang terbuat dari kertas dari
triplek beserta ornamennya yang khas tersebut. Masyarakat yang memegang dupa
tampak semakin khusyuk memanjatkan permohonannya selama tongkang terbakar. </span></span></span></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><div class="MsoBlockText" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-indent: 36pt;">
<br /></div>
<div class="MsoBlockText" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span lang="IT">Uniknya, arah jatuh tiang tongkang adalah hal yang paling
di nanti-nantikan, sehingga begitu tiang tongkang jatuh seluruh umat bersorak
gembira. Menurut beberapa tokoh yang ditemui di lokasi, arah jatuh tersebut
menandakan dimana rejeki akan melimpah, jika jatuhnya ke arah laut berarti
usaha yang berkaitan dengan lautan rejekinya akan melimpah dan sebaliknya
apabila ke arah darat, maka usaha-usaha di darat lah yang akan memberi rejeki
berlimpah.<span> </span></span></span></span></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><h1>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span lang="IT">Asal Mula Tradisi Bakar Tongkang</span></span></span></h1>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span lang="IT" style="line-height: 150%;">Dari penuturan beberapa orang panitia Bakar Tongkang di TMII ini, ritual
masyarakat tionghoa Bagan ini sudah dimulai ketika 18 orang warga Tionghoa
bermarga Ang, mendarat pertama kali di tanah Bagan pada 1826 Masehi. Pelayaran
1</span><span style="line-height: 150%;">8 orang yang
berasal dari Cina namun sempat mendarat di Thailand sebelum akhirnya
menyeberang ke Bagan ini, menggunakan tiga kapal kayu yang disebut wang kang
atau tongkang. S</span><span lang="IT" style="line-height: 150%;">atu diantara mereka adalah seorang
perempuan. Leluhur masyarakat Tionghoa Bagan ini berasal dari Cina yang sempat
bermigrasi ke Desa Songkla di Thailand pada 1825 Masehi. Me</span>reka adalah,
Ang Nie Kie, Ang Nie Hiok, Ang Se Guan, Ang Se Pun, Ang Se Teng, Ang Se Shia,
Ang Se Puan, Ang Se Tiau, Ang Se Po, Ang Se Nie Tjai, Ang Se Nie Tjua, Ang Un
Guan, Ang Cie Tjua, Ang Bung Ping, Ang Un Siong, Ang Sie In, Ang Se Jian, Ang
Tjie Tui.</span></span></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-right: 10.5pt; margin-top: 6pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span lang="IT" style="line-height: 150%;">Di
Thailand mereka tidak menetap terlalu lama karena kondisi disana tidak aman.
Akhirnya, para imigran ini kembali berlayar dengan menggunakan tiga kapal
mencari daerah yang lebih aman. Hanya satu dari ketiga tongkang tersebut yang
selamat pada saat mendarat di Bagan.</span><span lang="IT"> </span><span lang="IT" style="line-height: 150%;">Satu
tongkang yang selamat ini dipercaya membawa patung Dewa Tai Sun di haluan dan
Dewa Ki Ong Ya di rumah kapal. Merekalah yang menjadi penduduk awal di Bagan
dan menggantungkan hidup sebagai nelayan, dan setelah berkembang mereka
membangun bang liu atau gudang penampungan ikan. </span></span></span></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-right: 10.5pt; margin-top: 6pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span lang="IT">Beberapa waktu setelah menetap dimulailah tradisi
Bakar Tongkang</span><span lang="IT" style="line-height: 150%;">, yang menurut Bapak Santosa salah seorang panitia,
diadakan untuk mengucap syukur dan memohon rejeki serta kebulatan tekad untuk
tetap bertahan di daerah perantauan. </span><span style="line-height: 150%;">Sehingga mereka membakar semua benda-benda yang dibawa
pada saat pertama kali mendarat, termasuk tongkang yang ditumpangi. Dari
sinilah kemudian berkembang tradisi Bakar Tongkang yang masih dilakukan oleh
keturunan mereka pada saat ini. </span></span></span></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-right: 10.5pt; margin-top: 6pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="line-height: 150%;">Meski sempat bernasib sama
sebagaimana tradisi tionghoa lainnya pada masa orde baru, ritual bakar tongkang
ini sejak pemerintahan Abdurrahman Wahid dilakukan secara teratur dan terbuka
setiap tahun. Bagan Siapi-api, sebuah kota yang sangat lekat dengan Bandar ikan
ini pada masa keemasannya pernah menjadi penghasil ikan terbesar kedua di dunia
setelah Norwegia. Namun, akibat salah urus, maraknya penggunaan pukat harimau
dan tidak pro aktifnya pemerintah pada masa lalu membangun Bagan Siapi-api
secara berkesinambungan, </span></span></span></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-right: 10.5pt; margin-top: 6pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="line-height: 150%;">Bagan saat ini tidak lagi
diperhitungkan sebagai penghasil ikan terbesar kedua di dunia. Entah bagaimana
perasaan 18 orang perintis tersebut melihat kondisi ini, yang pasti tradisi
bakar tongkang sekarang telah menjadi salah satu agenda wisata andalan Pemprov
Riau maupun Kabupaten Rokan Ilir, layaknya berbagai peninggalan nenek moyang
dari masa lalu, seperti juga candi-candi dan benda peninggalan sejarah lainnya,
tradisi tua ini memang dapat dimanfaatkan untuk menambah pundi-pundi daerah. </span></span></span></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-right: 10.5pt; margin-top: 6pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="line-height: 150%;">Namun satu hal yang harus
benar-benar diperhatikan adalah bagaimana berlaku seimbang dan mengelola secara
cerdas, sehingga ada keseimbangan antara usaha melestarikan dan pemanfaatannya
sebagai obyek wisata. Selain hal tersebut, satu pertanyaan yang perlu dijawab
oleh suku Tionghoa di Bagan adalah apakah sudah ada transformasi nilai-nilai
yang terkandung dalam tradisi ini dari kaum yang lebih tua kepada kaum muda
Tionghoa disana? Sebab tanpa hal tersebut, sebuah tradisi hanya akan menjadi ritual
tanpa makna yang membingungkan dan akhirnya ditinggalkan oleh generasi yang
lebih muda. </span></span></span></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-right: 10.5pt; margin-top: 6pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="line-height: 150%;">Semoga ritual Bakar Tongkang
ini tidak bernasib demikian, tidak menjadi tradisi yang kering, tapi menjadi
tradisi yang sarat nilai, yang dapat dipahami dan dihayati tidak hanya bagi
suku Tionghoa tapi juga anak bangsa lainnya. Nilai-nilai yang dapat dipelajari
dari leluhur yang memulai tradisi ini antara lain, keberanian, keuletan
berusaha, memiliki rasa syukur terhadap apa yang diberikan alam dan menghargai
kepercayaan leluhur. Sesuatu yang mungkin tidak lagi dimiliki oleh kaum muda
tionghoa saat ini, yang telah hanyut dan tersesat di dunia materialisme. </span></span></span></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-right: 10.5pt; margin-top: 6pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="line-height: 150%;">Alih-alih menghargai tradisi
leluhur, saat ini kaum muda tionghoa telah banyak yang tercerabut dari akar
budayanya sendiri, entah karena kepungan dunia materi maupun ideologi keagamaan
yang tidak ramah terhadap budaya. Sehingga dapat kita saksikan saat ini, kaum
muda yang hedon dan merasa modern padahal sejatinya bersandar penuh kegamangan
pada tradisi yang sebenarnya asing bagi dirinya. Segelintir kaum muda yang
masih berusaha mengenali dan memahami tradisi leluhurnya, semoga memiliki
kekuatan dan kebulatan tekad sebagaimana nenek moyangnya dahulu untuk tidak
hanyut dan ditaklukkan oleh mainstream. Sehingga tradisi akan memberikan
manfaat yang jauh lebih berharga daripada sekedar materi. </span></span></span></div>
<br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Eddy Setiawan, Maret 2006</span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxRtw2Wzu0ocBcGzDhC_lOg8GgQ-PwzhHdd_UtmSwWyM_61IGH6Xv6uCvXLJR7tCmwU_dyqdOdUDW3eZgbCt3bPT58Wi69fYwyolvgzMLBGBGVvxxbWJ4LwuRyVevqOOy4D8pV2qxJQFw/s1600/Bakar+Tongkang.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><br /></a></span></div>
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16599489232204152993noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8058636060013379033.post-40670596315384377832013-09-11T20:20:00.003-07:002013-09-11T20:20:57.645-07:00Peraturan Presiden Boros Subsidi<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>ZH-CN</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
<w:UseFELayout/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><br />
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;}
</style>
<![endif]--><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgo4cLYZhnnLSIKf0afnddL7yffBTrchBDRwa2QCbiuCE3H6smBVRUOPHeJ5lJH7KM-raPknqMhcvyhIrSTIKuOdiYf9G_49t0yippJCI4msdkjw-qJwLMioWSeTPS8lUnKtAfwZ5ewOn8/s1600/kendaraan-urban-masuk-jakarta.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="241" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgo4cLYZhnnLSIKf0afnddL7yffBTrchBDRwa2QCbiuCE3H6smBVRUOPHeJ5lJH7KM-raPknqMhcvyhIrSTIKuOdiYf9G_49t0yippJCI4msdkjw-qJwLMioWSeTPS8lUnKtAfwZ5ewOn8/s320/kendaraan-urban-masuk-jakarta.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left;">
<span style="font-size: 12.0pt;"></span><span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: 12.0pt;">Harga BBM telah ditetapkan naik dari Rp.
4.500 menjadi Rp. 6.500, sebagai kompensasi pemerintah berjanji akan membagikan
BLSM kepada kelompok yang rentan terhadap dampak kenaikan BBM. Terlepas dari
berbagai persoalan pembagian balsem kepada masyarakat, sesungguhnya kenaikan
harga BBM ini harus dibarengi dengan kesungguhan pemerintah untuk menjadikan
transportasi massal sebagai moda utama di seluruh kota besar di Indonesia
karena hal ini sangat terkait dengan upaya melakukan penghematan penggunaan
BBM.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: 12.0pt;"></span><span style="font-size: 12.0pt;">DKI Jakarta dapat digunakan sebagai
contoh, betapa kemacetan telah demikian merugikan kita semua. Menyitir data
IPKC (2012) kerugian akibat kemacetan di DKI Jakarta saja sebesar Rp. 68
Triliun per tahun, baik karena BBM yang menguap di tengah kemacetan maupun
kerugian akibat berbagai penyakit yang timbul dari polusi udara, apalagi kalau
bicara kualitas hidup! Bandingkan angka tersebut dengan total investasi untuk
membangun monorel penumpang Jabodetabek, monorel bandara dan monorel barang
yang akan digarap konsorsium BUMN, yang hanya membutuhkan Rp. 12 Triliun,
sedangkan monorel dalam kota yang dikerjakan Pemprop DKI Jakarta bersama pihak
swasta hanya membutuhkan Rp. 8 Triliun. Jadi total investasinya hanya 1/3 dari
kerugian akibat kemacetan.</span></span>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left;">
<br /></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: 12.0pt;">Proyek-proyek tersebut sesungguhnya
dapat dirampungkan dalam waktu paling cepat 18 bulan, namun entah apa yang
terjadi diantara presiden dan para menteri terkait, hingga saat ini Peraturan
Presiden yang diperlukan sebagai payung hukum pelaksanaan proyek monorel
Jabodetabek tidak kunjung dikeluarkan. Apakah pemerintah sudah terlalu sibuk
membagikan balsem dan mempersiapkan alat kontrol untuk mencegah penggunaan “BBM
bersubsidi” oleh pemilik mobil sehingga lamban menyelesaikan perpres tersebut? Padahal
pembangunan monorel, khususnya yang melayani rute dari daerah penopang seperti
Bekasi dan Cibubur seharusnya menjadi prioritas, karena akan menghemat
penggunaan BBM dalam jumlah besar dan mengurangi polusi udara serta menurunnya
resiko berbagai penyakit akibat polusi yang ironisnya lebih banyak terjadi pada
kalangan miskin yang tidak bermobil.</span></span></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left;">
<br /></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: 12.0pt;">Mari kita hitung jumlah kendaraan yang
masuk ke Jakarta dari daerah sekitarnya untuk membuktikan hal tersebut. Menurut
data Jasa Marga (2013) jumlah kendaran yang masuk ke Jakarta setiap harinya adalah
sebanyak 1.465.000 mobil melalui berbagai jalan tol yang ada. Tol Jagorawi dan
Cikampek adalah penyumbang terbesar yakni sebanyak 940.000 mobil/hari, jadi
wajar saja jika setiap hari para pengguna tol harus rela membuang-buang BBMnya
akibat kemacetan di JALAN TOL!</span></span></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left;">
<br /></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: 12.0pt;">Bayangkan apabila 50% dari pengguna tol
Jagorawi dan Cikampek beralih menjadi penumpang monorel, dengan asumsi
penggunaan BBM rata-rata 10 liter/mobil/hari maka penghematan yang terjadi
adalah 4.700.000 liter x Rp. 6.500 = Rp. 30.055.000.000/hari atau setara
dengan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"></span>Rp. 10.819.800.000.000/tahun, belum termasuk
penghematan karena berkurangnya kemacetan yang berarti kerugian sebesar Rp. 68
Triliun akibat kemacetan sebagaimana dilansir IPKC jika dianggap akan berkurang
separuhnya, ini berarti penghematan Rp. 34 Triliun sehingga total
penghematannya sekitar Rp. 44 triliun, 1/3 dari apa yang diistilahkan
pemerintah sebagai “subsidi” BBM di APBN. Belum termasuk penghematan dari
monorel bandara dan Tanjung Priok bahkan belum menghitung peningkatan
produktivitas yang tercipta apabila semua infrastruktur ini segera terwujud.</span></span></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left;">
<br /></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: 12.0pt;">Lalu mengapa sampai sekarang Peraturan
Presiden yang dibutuhkan agar proyek ini segera bisa direalisasikan belum juga
turun? Mana bukti <i style="mso-bidi-font-style: normal;">suistanable growth with
equity</i> dengan 4 pilar pembangunan ekonomi sosial yang dicanangkan Bapak
Presiden yaitu pro-growth, pro-poor, pro-job dan pro-environtment? Jangan
sampai tarik ulur kebijakan terjadi hanya karena hitung-hitungan politik menuju
2014, padahal realisasi berbagai infrastruktur tersebut sudah amat sangat
mendesak! Bagi DKI Jakarta khususnya dan Indonesia pada umumnya. </span></span></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left;">
<br /></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">
</span><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: 12.0pt;">Rakyat sedang menunggu era baru yang
mengarusutamakan transportasi publik, semoga presiden dan para menterinya tidak
lamban mewujudkan Perpres untuk hal-hal yang bersifat produktif dan bisa berdampak pada perbaikan lingkungan hidup, bahkan bisa menghemat penggunaan BBM yang berarti juga menghemat devisa karena sampai sekarang pemerintah masih hobi impor BBM. Pada kasus monorel ini, hanya untuk jurusan Jakarta-Cibubur saja setiap hari keterlambanan
akan diboroskan Rp. 120 Milyar uang negara. Apalagi sesungguhnya draft Perpres sudah masuk
di Menko Perekonomian sejak Maret 2013 artinya sudah 6 bulan berlalu hingga
hari ini, jangan sampai justru setelah rakyat dikurangi “subsidinya” dengan
kenaikan BBM, malah rakyat harus mensubsidi Perpres karena lambannya kerja para pejabat.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: 12.0pt;">Eddy Setiawan, Direktur Kajian Institut Nagarjuna </span></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16599489232204152993noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8058636060013379033.post-23349654219189572102013-09-10T20:39:00.001-07:002013-09-11T22:39:03.941-07:00Sejarah Agama Buddha: Engaged Buddhism<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>ZH-CN</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><br />
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" Name="Hyperlink"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:SimSun;
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style>
<![endif]--><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="color: black;"></span>
</span></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7ydLhczGFXExGruVy7a7OILQ7CCBxXkImvwSYrp0qZZRo9dF6ho9q6e6Am6T-ZKitGkrz16pZvX7h3DIYZ-8jJlakn173MYZXqD-F93-KkSBIEeEEkcR6qTvnBIBoAEm8LM-YeADDcNU/s1600/peace_circle_logo.gif" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7ydLhczGFXExGruVy7a7OILQ7CCBxXkImvwSYrp0qZZRo9dF6ho9q6e6Am6T-ZKitGkrz16pZvX7h3DIYZ-8jJlakn173MYZXqD-F93-KkSBIEeEEkcR6qTvnBIBoAEm8LM-YeADDcNU/s320/peace_circle_logo.gif" width="315" /></a></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Ajaran Buddha pada beberapa dekade lalu, sering dipandang sebagai ajaran yang hanya berfokus pada diri sendiri, pesimistis bahkan ada yang menilainya mendekati escapism. Kesan ini muncul karena Buddhisme yang berkembang di Asia dalam praktiknya lebih menekankan pada aspek transformasi diri yang terkesan lepas dari pengaruh lingkungan dan struktur sosial, politik, budaya, hukum dan lain-lain di sekitarnya. </span></span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Kecenderungan ini semakin menguat karena secara budaya politik, Asia di dominasi oleh pemerintahan otoriter dimana keseragaman dan penyeragaman merupakan hal yang dianggap wajar, termasuk dalam pemikiran di bidang agama. </span></span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />Pemerintahan otoriter telah membentuk komunitas agama menjadi bagian dari status quo, sehingga agama hanya diarahkan sebagai bagian dari kehidupan pribadi dan tidak ada kaitannya dengan kehidupan berbangsa dan bernegara. Pemerintahan otoriter senantiasa berusaha menekan bahkan menghilangkan partisipasi civil society, termasuk komunitas agama sebagai salah satu kekuatan civil society yang ada. Hal ini telah memposisikan agama hanya sebatas alat legitimasi kekuasaan, yang minim bahkan tanpa kritik sosial sehingga akhirnya menggiring pada bentuk-bentuk aktivitas yang terbatas pada aspek ritual dan kegiatan sosial karitatif.<br /><br />Pola ini dalam konteks agama Buddha, sesungguhnya telah didobrak dengan hadirnya gerakan Socially Engaged Buddhism, yang merupakan antitesa dari kondisi di atas. Gerakan ini mulai bermunculan di Asia maupun negara-negara Barat, sejak tahun 1950-an, namun di Indonesia gerakan ini baru mulai diperkenalkan pada medio 90-an oleh majalah mahasiswa Buddhis yang bernama Hikmahbudhi.<br /><br />Terminologi SEB yang secara harafiah berarti Buddhisme yang terlibat secara sosial, merupakan suatu istilah yang menunjukkan hadirnya aktivisme politik dan sosial yang lebih substantif oleh masyarakat dan organisasi Buddhis. Hal ini timbul seiring dengan terjadinya peningkatan keterlibatan politik kelompok-kelompok agama secara global, seperti yang dilakukan agama Islam, Kristen, Yahudi, dan Hindu, organisasi Buddhis mulai terlibat dalam mendukung kampanye untuk resolusi konflik, Hak Asasi Manusia, pembangunan ekonomi pedesaan, energi alternatif, dan perlindungan lingkungan serta isu-isu lainnya.<br /><br />Komunitas Buddhis di berbagai negara juga telah berkembang tidak sekedar aktif dalam kegiatan yang bersifat misioner, tapi juga melakukan kegiatan karitatif yang lebih maju seperti bakti sosial pengobatan, program pendidikan, pemberdayaan dan pembangunan komunitas, hingga keberpihakan terhadap masyarakat marginal, isu masyarakat non-kasta, sampai isu perempuan dan anak-anak, HIV/AIDS, dan narapidana. Kelompok-kelompok yang digolongkan sebagai SEB ini, berpendirian bahwa Ajaran Buddha sudah seharusnya diintegrasikan ke dalam setiap aspek kehidupan, dan semua itu dapat dipraktikkan oleh setiap Buddhis, baik sebagai umat awam maupun anggota sanggha.<br /><br />Menyitir terminologi yang digunakan Jonathan Watts dalam The Search of Social Engaged Buddhism in Japan (2004), maka kelompok-kelompok SEB di seluruh dunia telah menembus batas-batas aktivitas keterlibatannya, dari gerakan misioner, kesejahteraan masyarakat hingga perubahan sosial. Bagian terbesar masih dalam gerakan misioner seperti pembangunan tempat ibadah, pembinaan umat, retret meditasi dan lain-lain, sebagian sudah memasuki keterlibatan yang lebih jauh untuk membentuk kesejahteraan masyarakat, dan baru sebagian kecil yang bergerak untuk perubahan sosial.<br /><br />Penelitian dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif ini dimaksudkan untuk dapat mengetahui proses dan latar belakang terciptanya istilah Engaged Buddhism disingkat EB serta siapa saja tokoh-tokoh kunci gerakan Socially Engaged Buddhism awal. Peneliti melakukan studi pustaka terhadap berbagai sumber terkait EB dari buku, jurnal dan sumber lain yang dapat dipertanggungjawabkan. EB merupakan suatu terminologi yang sudah cukup dikenal di Indonesia, terutama setelah tahun 90-an, namun hingga saat ini belum terdapat buku dan tulisan ilmiah di Indonesia tentang sejarah gerakan EB. Tanpa memahami konteks kelahiran istilah EB, maka pemahaman terhadap makna keterlibatan menjadi parsial, hal inilah yang merupakan signifikansi penelitian ini. </span></span><br />
<h3>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"> </span></span></h3>
<h3>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Thich Nhat Hanh dan Engaged Buddhism</span></span></h3>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Istilah Engaged Buddhism diciptakan Thich Nhat Hanh, seorang master Zen dari Vietnam yang telah mendirikan lembaga pendidikan dan keagamaan dengan orientasi perdamaian selama Perang Vietnam. Ia juga memimpin protes antiperang, terlibat dalam pembangunan kembali desa-desa korban perang, pengungsi, aktif dalam lobi-lobi internasional untuk mendorong perdamaian, dan menuliskan artikel dan buku-buku tentang krisis yang dihadapi negaranya dan komunitas Buddhis di Vietnam. Istilah ini kemudian berkembang menjadi Socially Engaged Buddhism untuk mengidentifikasi praktik dharma dari kelompok-kelompok Buddhis di berbagai belahan dunia, yang memiliki keterlibatan sosial secara lebih mendalam, membawa dharma dalam praktik kehidupan manusia dengan segala aspeknya.<br /><br />Thich Nhat Hanh adalah pendiri Pagoda Ung Quang dan Institut Buddhis Quang di Kota Ho Chi Minh pada tahun 1949, pada masa perang antara Perancis dengan gerakan perlawanan Vietnam.Institut Buddhis Quang yang didirikan Thich Nhat Hanh bersama Tri Qu saat ini telah berkembang menjadi universitas terkemuka di Vietnam Selatan, dan merupakan tempat pertemuan utama para pemimpin Buddhis Vietnam di Saigon, serta menjadi tempat kedudukan Institute for Dharma Propagation yang sangat dihormati. Institut ini memiliki peran penting dalam pengembangan agama Buddha di Vietnam. <br /><br />Pagoda Quang adalah pusat dari Sekolah Kajian Buddhis, dan sekretariat Wihara-Wihara Buddha Bersatu Vietnam yang dilengkapi perpustakaan dan penerbit. Pagoda ini telah berperan dalam melatih banyak sekali guru-guru Dharma, sramanera dan sramaneri, biksu dan biksuni. Pagoda Quang menjadi sangat dikenal selama Perang Amerika, karena merupakan tempat tinggal seorang biksu bernama Thich Quang Tri, yang melakukan protes tanpa henti terhadap pemerintah Vietnam Selatan, dalam upaya untuk mendorong kebebasan berbicara dan kebebasan ekspresi keagamaan. Hal ini dianggap anti terhadap propaganda pemerintah yang lebih memberi ruang kepada agama Katolik dan berupaya menghancurkan agama Buddha. (www.quangminh.org.au, An Quang Buddhist Institute, 2009)<br /><br />Hanh (2008) menyatakan bahwa sejak Vietnam dibagi dua melalui Kesepakatan Jenewa 1954 dan perang ideologi dimulai antara komunisme di Utara dan apa yang disebut Diem sebagai personalisme di Selatan yang anti komunis. Hal ini menimbulkan kegamangan di masyarakat, jutaan orang bermigrasi dari Utara ke Selatan, termasuk sebagian besar umat Katolik. Sesuai kesepakatan, tentara Perancis pun meninggalkan Vietnam. <br /><br />Kegamangan inilah yang tampaknya mendorong Ngoc Vu Cac, seorang manajer Koran harian untuk meminta Thich Nhat Hanh menulis serangkaian artikel tentang Buddhisme sebagai alternatif di tengah kebingungan rakyat Vietnam akibat perang ideologi tersebut. Hal ini direspon Thich Nhat Hanh dengan serangkaian tulisan berjudul A Fresh Look at Buddhism yang terdiri dari sepuluh artikel. Dalam rangkaian sepuluh artikel inilah Thich Nhat Hanh mengusulkan gagasan tentang EB. Buddhisme yang membumi, Buddhisme yang terlibat dan menawarkan solusi dalam berbagai persoalan baik di bidang pendidikan, ekonomi, politik dan lain-lain.<br /><br />Terminologi dan konsepsi EB kemudian dapat tersebar secara lebih luas, pada saat Thich Nhat Hanh menulis rangkaian sepuluh artikel lainnya, dengan judul Buddhisme Hari Ini, yang kemudian diterjemahkan dalam bahasa Perancis oleh Le Vinh Hao, menjadi Aujourd'hui le Boudhisme. Salinan dari hasil terjemahan ini kemudian diberikan Thich Nhat Hanh kepada Thomas Merton, seorang biarawan Trappist yang kemudian membuat ulasan tentang artikel tersebut.</span></span><br />
<h3>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"> </span></span></h3>
<h3>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Krisis Buddhis sebagai Konteks Keterlibatan</span></span></h3>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Pada masa kekuasaan rejim Ngo Dinh Diem lah terjadi apa yang disebut dunia barat sebagai Krisis Buddhis, yakni periode penuh ketegangan politik dan agama di Vietnam Selatan akibat sikap diskriminatif Diem terhadap Buddhisme yang terjadi antara bulan Mei hingga November 1963. Adam (1965) menyatakan bahwa Krisis Buddhis ditandai dengan serangkaian tindak kekerasan oleh pemerintah Vietnam Selatan dibawah Diem dan kampanye-kampanye pembangkangan sipil yang pada umumnya dipimpin oleh para biksu. Salah satu pusat perlawanan adalah Pagoda Un Quang yang didirikan Thich Nhat Hanh.<br /><br />Kesewenang-wenangan rejim Ngo Dinh Diem terhadap umat Buddha tampak dari sikap pemerintahnya yang melakukan pembedaan dalam hal pembagian tanah, bisnis, konsensi pajak serta rekrutmen dan penempatan pejabat pemerintahan di bidang pelayanan publik, militer maupun jabatan penting lainnya (Tucker, 2000). <br /><br />Pemicu utama perlawanan rakyat Vietnam terhadap Diem menurut Hammer (1987) adalah sikap represif pemerintahan Diem terhadap umat Buddha yang melakukan unjuk rasa damai menentang kebijakan pelarangan pengibaran bendera Buddhis melalui Dekrit Nomor 10. Padahal seminggu sebelumnya bendera-bendera Vatikan dikibarkan dalam sebuah perayaan yang disponsori pemerintah untuk saudara Diem, yaitu Kepala Keuskupan Ngo Dinh Thuc, rahib paling senior di Vietnam kala itu. Sembilan orang umat Buddha tak bersenjata tewas pada unjuk rasa yang dilakukan di pusat kota Hue. Rejim Diem kemudian menuduh umat Buddha telah ditunggangi Vietkong.<br /><br />King (1996) dan Hunt-Perry dan Fine (2000) memiliki pendapat yang sejalan bahwa aksi-aksi yang dilakukan Thich Nhat Hanh beserta murid dan komunitas Buddhis Vietnam, dianggap sebagai gangguan oleh penguasa Saigon, Hanoi, dan Washington. Konsekuensinya adalah Thich Nhat Hanh dan pengikutnya harus berhadapan dengan represifitas rezim penguasa, ribuan pengikutnya dipenjara dan bahkan banyak yang terbunuh. Eskalasi gerakan yang dilakukan komunitas Buddhis Vietnam mulai dari aksi 500 biksu ke Dewan Nasional di Saigon, mogok makan nasional 48 jam dipimpin Biksu Thich Tinh Kiet, hingga perlakuan aparat keamanan rejim Diem yang menyiramkan zat kimia ke kepala para biksu yang sedang melakukan aksi damai, akhirnya berpuncak pada aksi bakar diri yang dilakukan Biksu Thich Quang Duc di sebuah perempatan jalan di Kota Saigon pada tahun 1963.<br /><br />Keseluruhan aksi-aksi ini kemudian berhasil mempengaruhi hubungan Amerika dengan rejim Diem. Amerika pada awalnya mendukung Diem, sejalan dengan sikap politik luar negeri Amerika masa itu yang berusaha memerangi pengaruh komunisme di seluruh dunia, diantaranya dengan mendekati dan berusaha mendukung pemimpin-pemimpin di negara yang anti komunis. Namun akhirnya, aksi bakar diri Biksu Thich Quang Duc yang sempat diabadikan Malcolm Browne seorang jurnalis dan fotograper Associated Press dan kemudian menjadi berita utama di berbagai media internasional, mengubah peta politik.<br /><br />Paska aksi bakar diri yang dilakukan Biksu Thich Quang Duc, rejim Diem bersikap represif terhadap pers asing dan mulai melakukan sensor ketat. Sementara perlawanan rakyat Vietnam terhadap rejim Diem semakin kuat, dengan pusat perlawan di Pagoda Xa Loi, tempat dimana hati dari Biksu Thich Quang Duc yang masih utuh dan tidak terbakar di simpan. Pagoda ini menjadi tempat para biksu mengkoordinir berbagai gerakan perlawanan mulai pembuatan pamflet yang mengkritisi kebijakan rejim Diem, rapat-rapat konsolidasi massa, perencanaan demonstrasi dan mogok makan, hingga melakukan kompilasi berita harian untuk memotivasi para umat dan mempengaruhi mereka yang menjadi pegawai pemerintah di sektor publik maupun militer. (Jones, 2003).<br /><br />Peningkatan eskalasi ditandai dengan aksi massa yang terus meningkat di Pagoda Xa Loi, hingga mencapai 15.000 orang pada demonstrasi tanggal 18 Agustus 1963 (Halberstam, 2008 dan Sheehan, 1988), bahkan umat Buddha pada saat itu mempersiapkan aksi yang lebih besar dengan memanfaatkan kedatangan Duta Besar Amerika yang baru, Henry Cabot Lodge Junior seminggu kemudian. Kondisi ini direspon militer dengan mengusulkan Darurat Militer, dengan alasan bahwa komunis telah menyusup ke Pagoda Xio Lai dan gerakan umat Buddha akan terus meningkat dan tidak mustahil mereka akan melakukan protesnya hingga istana Gia Long. Diem yang takut kehilangan kekuasaannya, menyetujui usulan para jenderal tersebut tanpa persetujuan kabinetnya.<br /><br />Masa darurat militer dimulai dengan penyerangan terhadap vihara-vihara yang ada di Vietnam, militer juga melakukan penangkapan terhadap 1.400 umat Buddha dan beratus-ratus lainnya dibunuh atapun hilang. Militer juga menyerang pusat perlawanan yakni Pagoda Xio Lai, dan berusaha merusak altar dimana tersimpan hati Thich Quang Duc, kemudian militer juga melakukan penangkapan terhadap pimpinan biksu tertinggi, Thich Tinh Kiet dan menyatakan Saigon telah aman terkendali di bawah militer, menutup semua bandara dan membatalkan semua penerbangan komersil serta menyatakan pemberlakuan sensor terhadap semua media (Hammer, 1987).<br /><br />Jacobs (2006), Karnow (1997) dan Halberstam (2008) memiliki analisis yang sama bahwa rangkaian peristiwa di atas kemudian mendorong Amerika berubah sikap terhadap rejim Diem, yang dianggap telah melanggar kesepakatan untuk melakukan reformasi di Vietnam. Pemerintah Amerika kemudian menghimbau Lembaga Swadaya Masyarakat atau LSM yang ada di Vietnam untuk melakukan konsolidasi dengan kelompok-kelompok Buddhis, bahkan Amerika kemudian mendukung usaha kudeta yang dilakukan militer terhadap Diem. Hal ini tampak dari kawat nomor 243 dari Washington kepada Lodge selaku Duta Besar, yang menunjukkan adanya dukungan Presiden John F. Kennedy terhadap kudeta. Rejim Diem berakhir dengan terbunuhnya Diem pada saat terjadi kudeta militer 1 November 1963.</span></span><br />
<h3>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Gerakan SEB di Dunia</span></span></h3>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Istilah Engaged Buddhism lahir pada tahun 1954 di Vietnam, namun baru dikenal lebih luas setelah Thomas Merton membuat ulasan terhadap artikel Thich Nhat Hanh yang telah diterjemahkan dalam bahasa Perancis pada tahun 1964. Di dunia, gerakan SEB yang mulai menawarkan diskursus baru terhadap perubahan sosial, juga sudah berkembang baik di Asia maupun di negara-negara Barat. Pada tahun 1956 di India telah lahir gerakan politik menentang ketidakadilan terhadap masyarakat Dalit, Untouchable atau non kasta yang dipimpin oleh Dr. Ambedkar. Gerakan lainnya adalah Shramadana Sarvodaya di Srilanka yang dipimpin AT Ariyaratne dimulai tahun 1958, perjuangan Rakyat Tibet dipimpin Dalai Lama XIV Tenzin Gyatso baik di dalam Tibet maupun di pengasingan untuk mendapatkan otonomi khusus atas wilayah dan budaya yang hancur akibat pengambilalihan secara paksa oleh Republik Rakyat Tiongkok pada tahun 1959.<br /><br />Wacana perempuan juga hadir melalui gerakan Pan-Asia untuk untuk memulihkan tatanan sanggha bikuni di negara-negara di mana pentahbisan tersebut ditentang oleh sanggha biku. Gerakan lainnya adalah Tiga Nichiren yang berakar di Jepang setelah Perang Dunia II dan telah mendapatkan pengikut internasional, dengan misi perdamaian dan pembaharuan budaya. Kelompok kampanye-Soka Gakkai International, Rissho Koseikai, dan Nipponzan Myohoji. Di Taiwan pada tahun 1960 Tzu-Chi Foundation didirikan oleh Biksuni Cheng-yen dengan misi menyebar kebajikan dan welas asih ke seluruh dunia. Korea Selatan menandai hadirnya gerakan SEB dengan lahirnya Koalisi untuk Keadilan Ekonomi Buddhis, Masyarakat Jungto, Solidaritas Buddhis untuk Reformasi yang mewakili 40 organisasi masyarakat sipil, dan Masyarakat Kehidupan Indra Net yang mewakili 23 wihara dan organisasi non pemerintah.<br /><br />Asia Tenggara dipelopori oleh gerakan SEB berbasis di Thailand, dengan nama International Network of Engaged Buddhism disingkat INEB yang didirikan pada tahun 1989 oleh Sulak Sivaraksa, seorang penulis dan pembaharu Thailand. Sementara untuk Indonesia, konsepsi ini mulai diperkenalkan pada awal era 90-an melalui Majalah Hikmahbudhi. Mahasiswa buddhis di Indonesia mulai menawarkan realitas alternatif gerakan Buddhis di berbagai negara, yang memperkuat diskursus yang mulai berkembang di Indonesia bahwa ajaran Buddha seharusnya terintegrasi dalam berbagai aspek kehidupan seperti ekonomi, budaya, politik, sosial, lingkungan dan lain sebagainya. Era 90-an tersebut juga ditandai dengan reorientasi gerakan mahasiswa Buddhis di Indonesia, dari aktivitas ritual dan karitatif ke arah gerakan yang lebih substansial yakni keterlibatan sosial dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilakukan oleh Himpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia disingkat HIKMAHBUDHI.<br /><br />Umat Buddha di Amerika Utara, Eropa, Australia, bahkan Afrika Selatan pun mulai mendirikan berbagai organisasi Buddhis yang didedikasikan untuk aktivitas dan pelayanan sosial dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi. Salah satu contohnya adalah Buddhist Peace Fellowship yang berbasis di California yang didirikan pada tahun 1977 oleh Master Zen Robert Aitken. Kelompok ini mengkoordinir program pengembangan masyarakat, reformasi penjara, dan bantuan internasional melalui penerbitan buku-buku di Amerika Serikat dan majalah Turning Wheel: The Journal of Socially Engaged Buddhism.<br /><br />Peacemaker Circle International, yang berpusat di Massachusetts, telah berdiri sejak 1996 oleh Bernie Glassman, seorang insinyur penerbangan dan mantan pemegang silsilah dalam tradisi Soto Zen Jepang, mensponsori "retret menjadi saksi" di pusat-pusat penderitaan dan kekerasan, seperti jalan-jalan di Manhattan bawah, situs kamp kematian di Auschwitz-Birkenau di Polandia, dan komunitas Yahudi dan Palestina di Timur Tengah. Sementara itu, Kampanye Internasional untuk Tibet, yang berbasis di New York dan Washington, DC, mengkoordinir dukungan publik bagi masyarakat pengungsi dan pengasingan Tibet diaspora dan mengatur tekanan internasional terhadap pemerintah China untuk menghormati Hak Asasi Manusia dan budaya masyarakat Tibet, yang telah diduduki sejak 1959.<br /><br />Hingga saat ini, pengakuan internasional telah diperoleh dua tokoh Buddhis yang digolongkan mempraktikkan SEB, berupa Hadiah Nobel Perdamaian, yakni Tenzin Gyatso, Dalai Lama keempat belas dari Tibet (1989), dan Aung San Suu Kyi, pemimpin oposisi di Myanmar (1991). Selain itu juga terdapat tiga tokoh lainnya yakni Thich Nhat Hanh-Vietnam, Maha Ghosananda-Kamboja, dan Sulak Sivaraksa-Thailand, yang pernah dinominasikan untuk memperoleh hadiah Nobel Perdamaian.</span></span><br />
<h3>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"> </span></span></h3>
<h3>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Kesimpulan</span></span></h3>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Terminologi EB lahir dari suatu konteks politik di Vietnam, dimana umat Buddha harus menghadapi ketidakadilan dan kesewenang-wenangan penguasa. Pilihan bagi para biksu hanya dua, tetap duduk tenang dan mengembangkan cinta kasih melalui meditasi, atau turut serta dalam usaha-usaha mengurangi persoalan dan penderitaan di masyarakat. Thich Nhat Hanh dan biksu-biksu lain di Vietnam kala itu, mengambil pilihan kedua, yakni melibatkan diri secara langsung dalam usaha menegakkan kebenaran dan keadilan bagi rakyat Vietnam.<br /><br />Aksi-aksi tanpa kekerasan dilakukan, namun tanpa kekerasan bukan berarti aksi yang lemah dan tanpa karakter. Prinsip-prinsip Buddhis digunakan secara langsung dan membumi, mulai demonstrasi damai yang dihadapi dengan represif oleh Diem, hingga aksi membakar diri Biksu Thich Quang Duc yang demikian mengguncang dunia, dan berhasil menggugah negara-negara lain untuk peduli dan membantu Vietnam lepas dari rejim Diem yang demikian menindas. <br /><br />Konteks konfliktual tidak hanya dihadapi Thich Nhat Hanh (Vietnam), tapi juga tokoh-tokoh lain seperti Ambedkar (India), Dalai Lama (Tibet), Sulak Sivaraksa (Thailand), Maha Ghosananda (Kamboja), Aung San Suu Kyi (Myanmar), dan Ariyaratne (Srilanka). Jadi EB tidak lahir dari ruang sunyi dan penuh wangi dupa dan bunga, tapi ia lahir dari proses perjuangan dan perenungan yang mendalam akan penderitaan, asal penderitaan, cara mengatasinya dan lenyapnya penderitaan.<br /><br />Proses perjuangan tidak dipenuhi dengan lantunan mantra-mantra suci dan ketenangan, tapi penuh kegaduhan, darah dan air mata. Sebagaimana empat hukum kebenaran, pertama, mereka menyadari bahwa penderitaan hadir di tengah-tengah rakyat dan bangsanya. Kedua, mampu mencari dan menemukan penyebab dari penderitaan tersebut yakni ketidakadilan, kesewenang-wenangan penguasa, kemiskinan dan lain-lain. Ketiga, melakukan berbagai usaha untuk melenyapkan penderitaan dan terakhir pembebasan rakyat dan bangsanya dari penderitaan.<br /><br />EB dalam bahasa Vietnam jika diterjemahkan secara harafiah bermakna Buddhisme yang menapak di bumi, ajaran Buddha yang dipraktikkan langsung di tengah-tengah penderitaan yang nyata di masyarakat, bukan hanya sebuah proses pengulangan ajaran dan meditasi yang bersifat personal. Ghosananda (2003), menggambarkan dengan sangat jelas konsepsi tersebut dalam puisi Wihara Sejati:<br /><br />“…Kamp-kamp pengungsian, ruang-ruang sel penjara, tempat-tempat di perkampungan kumuh, daerah-daerah konflik dan peperangan, ladang pertanian dan pabrik yang penuh ketidakadilan, itulah yang kemudian menjadi wihara kita. Dunia dan kehidupannya adalah rumah wihara kita, seluruh kehidupan adalah saudara kita, mencintai, membantu, empati, peduli dan melayani adalah tugas dan agama sejati kita…”<br /><br />Konteks kelahiran EB adalah perjuangan yang nyata, bersentuhan langsung dengan penderitaan dan berusaha mengatasinya dengan penuh kesadaran dan menggunakan prinsip-prinsip dharma yang sesungguhnya bersifat universal. EB bukan hanya persoalan meditasi kesadaran, tapi aksi nyata dari setiap orang yang telah memahami bahwa ada benih-benih Buddha dalam dirinya dan setiap mahluk. <br /><br />Lonceng kesadaran bukan sekedar benda logam yang dibunyikan pada sesi-sesi latihan meditasi, tapi kepekaan dan keberanian sebagai manusia, untuk berbuat sesuatu bagi manusia dan semesta adalah lonceng kesadaran sesungguhnya. Meditasi personal adalah proses penguatan kesadaran, tapi kekuatan kesadaran itu harus digunakan secara langsung pada saat melakukan perjuangan untuk manusia dan alam semesta, karena perjuangan selalu merupakan proses yang pasti membutuhkan keuletan, kemurnian dan keberanian.<br /><br />Perjuangan tanpa kekerasan akan selalu menghadapi resiko dihadapi dengan kekerasan, bahkan perjuangan tanpa kekerasan terkadang tampak bagai kekerasan itu sendiri, seperti aksi bakar diri misalnya. Latar belakang kelahiran gerakan Engaged Buddhism di berbagai negara adalah ketidakadilan struktural dan kesewenang-wenangan, sehingga jelas bahwa keterlibatan mengandung makna aktif dan implementatif sebagai bagian yang utuh dari kontemplasi. Usaha melakukan transformasi diri tidaklah dijalankan terpisah dari usaha melakukan transformasi berbagai hal di luar diri, karena kedua hal tersebut merupakan satu kesatuan utuh yang tidak terpisahkan.<br /><br /><br /><b>Daftar Pustaka</b><br />Aitken, Robert. The Mind of Clover: Essays in Zen Buddhist Ethics. San Francisco, 1984.<br /><br />Ambedkar, B. R. The Buddha and His Dhamma. 3d ed. Bombay, 2001.<br /><br />Chappell, David, ed. Buddhist Peacework: Creating Cultures of Peace. Boston, 2000.<br /><br />Dalai Lama. Policy of Kindness: An Anthology of Writings by and about the Dalai Lama. Ithaca, New York, 1990.<br /><br />Darlington, Susan M. "Buddhism and Development: The Ecology Monks of Thailand." In Action Dharma: New Studies in Engaged Buddhism, edited by Christopher S. Queen, Charles Prebish, and Damien Keown, London, 2003.<br /><br />Eppsteiner, Fred, ed. The Path of Compassion: Writings on Socially Engaged Buddhism. 2d ed. Berkeley, California, 1988.<br /><br />Gettleman, Marvin E. Vietnam: History, documents and opinions on a major world crisis. Penguin Books, Harmondsworth, Middlesex, 1966.<br /><br />Ghosananda, Maha. Doa Sang Pembawa Damai, HIKMAHBUDHI, Malang, 2003.<br /><br />Halberstam, David; Singal, Daniel J. The Making of a Quagmire: America and Vietnam during the Kennedy Era. Rowman & Littlefield, Lanham, Maryland, 2008.<br /><br />Hammer, Ellen J. A Death in November: America in Vietnam, 1963. E. P. Dutton, New York, 1987.<br /><br />Harris, Ian, ed. Buddhism and Politics in Twentieth-Century Asia. London, 2001.<br /><br />Harvey, Peter. An Introduction to Buddhist Ethics: Foundations, Values, and Issues. London, 2000.<br /><br />Hunt-Perry, Patricia, and Lyn Fine. "All Buddhism Is Engaged: Thich Nhat Hanh and the Order of Interbeing." Dalam Engaged Buddhism in the West, diedit oleh Christopher S. Queen, Boston, 2000.<br /><br />Jacobs, Seth. Cold War Mandarin: Ngo Dinh Diem and the Origins of America's War in Vietnam, 1950–1963. Rowman & Littlefield, Lanham, Maryland, 2006.<br /><br />Jones, Howard. Death of a Generation: how the assassinations of Diem and JFK prolonged the Vietnam War. Oxford University Press, New York, 2003.<br /><br />Karnow, Stanley. Vietnam: A history. New York City, Penguin Books, New York, 1997.<br /><br />Kaza, Stephanie. "To Save All Beings: Buddhist Environmental Activism." In Engaged <br /><br />Buddhism in the West, edited by Christopher Queen, pp. 159–217. Boston, 2000.<br /><br />Keer, Dhananjay. Dr. Ambedkar: Life and Mission. 3d ed. Bombay, 1971.<br /><br />King, Sallie B. "Thich Nhat Hanh and the Unified Buddhist Church: Nondualism in Action." In Engaged Buddhism: Buddhist Liberation Movements in Asia, edited by Christopher S. Queen and Sallie B. King, Albany, New York, 1996.<br /><br />Kraft, Kenneth, ed. Inner Peace, World Peace: Essays on Buddhism and Nonviolence. Albany, N.Y., 1992.<br /><br />Macy, Joanna. "The Greening of the Self." In Dharma Gaia: A Harvest of Essays in Buddhism and Ecology, edited by Allan Hunt Badiner. Berkeley, California, 1990.<br /><br />Macy, Joanna. Mutual Causality in Buddhism and General Systems Theory: The Dharma of Natural Systems. Albany, N.Y., 1991.<br /><br />Nhat Hanh, Thich. Being Peace. Berkeley, California, 1987.<br /><br />Queen, Christopher S. "Introduction: The Shapes and Sources of Engaged Buddhism." In Engaged Buddhism: Buddhist Liberation Movements in Asia, edited by Christopher S. Queen and Sallie B. King, Albany, 1996.<br /><br />Queen, Christopher S. "The Peace Wheel: Nonviolent Activism in the Buddhist Tradition." In Subverting Hatred: The Challenge of Nonviolence in Religious Traditions, edited by Daniel L. Smith-Christopher, Cambridge, Mass., 1998.<br /><br />Queen, Christopher S. "Engaged Buddhism: Agnosticism, Interdependence, Globalization." In Westward Dharma: Buddhism beyond Asia, edited by Charles S. Prebish and Martin Baumann, Berkeley, California, 2002.<br /><br />Queen, Christopher S., ed. Engaged Buddhism in the West. Boston, 2000. Comprehensive treatment of eighteen movements in North America, Europe, Australia, and South Africa.<br /><br />Queen, Christopher S., and Sallie B. King, eds. Engaged Buddhism: Buddhist Liberation Movements in Asia. Albany, New York, 1996.<br /><br />Santikaro Bikkhu. "Buddhadasa Bhikkhu: Life and Society through the Natural Eyes of Voidness." In Engaged Buddhism: Buddhist Liberation Movements in Asia, edited by <br /><br />Christopher S. Queen and Sallie B. King. Albany, N.Y., 1996.<br /><br />Sheehan, Neil. A Bright Shining Lie: John Paul Vann and America in Vietnam. Random House, New York, 1988.<br /><br />Sivaraksa, Sulak. Benih Perdamaian: Visi Buddhis untuk Pembaharuan Masyarakat. Yayasan Pencerahan, Jakarta, 1997.<br /><br />Tucker, Spencer C. Encyclopedia of the Vietnam War: A Political, Social and Military History. Santa Barbara, California, 2000.<br /><br />Tweed, Thomas A. The American Encounter with Buddhism: 1844–1912, Victorian Culture and the Limits of Dissent. Bloomington, Ind., 1992.</span></span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />Victoria, Brian. Zen at War. New York, 1997. Pathbreaking work on Budhhism and violence.<br /><br /><b>Jurnal dan Makalah Ilmiah</b><br />Adam, Roberts. Buddhism and Politics in South Vietnam. The World Today, Royal Institute of International Affairs, London, vol. 21, no. 6, June 1965, pp. 240–50 analyses the causes of the Buddhist crisis and its significance as a case of non-violent struggle.<br /><br />Queen, Christopher S., Charles Prebish, and Damien Keown, eds. Action Dharma: New Studies in Engaged Buddhism. London, 2003. Esai-esai sejarah, etnografi dan metodologi dari Jurnal Buddhist Ethics online conference.<br /><br />Rothberg, Donald. "Resources on Socially Engaged Buddhism." Turning Wheel: The Journal of Socially Engaged Buddhism. Spring, 2004. Hal. 30-37.<br /><br />Tucker, Mary Evelyn, and Duncan Williams, eds. Buddhism and Ecology: The Interconnection of Dharma and Deeds. Makalah Ilmiah tentang Buddhis dan Environmentalisme, disajikan di konferensi Universitas Harvard. Cambridge, Mass., 1998.<br /><br />Watts, Jonathan. The Search of Socially Engaged Buddhism in Japan. Tokyo, 2004.<br /> </span></span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Yarnell, Thomas Freeman. "Engaged Buddhism: New and Improved? Made in the USA of Asian Materials." In Action Dharma: New Studies in Engaged Buddhism, diedit oleh Christopher S. Queen, Charles Prebish, dan Damien Keown, eds., London, 2003. Hal 286-344.<br /><b><br />Transkrip</b><br />Nhat Hanh, Thich, Transkrip ceramah dharma pada salah satu sesi retreat meditasi di Hanoi, Vietnam, ditranskrip oleh Sever Greg, diedit oleh Janelle Combelic dan Sister Annabel. Terjemahan Bahasa Indonesia dan catatan kaki oleh Eddy Setiawan. Hanoi, 2008.<br /><br /><b>Situs</b><br />www.quangminh.org.au, An Quang Buddhist Institute, 2009.</span></span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Eddy Setiawan, Direktur Kajian Institut Nagarjuna </span></span>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16599489232204152993noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8058636060013379033.post-35875025216680595482013-09-09T22:16:00.000-07:002013-09-09T22:17:04.193-07:00Surat Pembaca yang Tak Termuat<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>ZH-CN</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><br />
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:SimSun;
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;}
</style>
<![endif]--><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBcKQjmokgo_XG4WEz6f3VYYW2I0hxMjozfLQ6_6bmNTyVeT91JWVOCKuauVjbYZz1e2DY_vqNxgSYM6ShG3iMbKik6UkTmgP927Itk6etwILxNTizlHCb_E9gyIZQzgZTpCNaiKg9s_c/s1600/undang-undang-oke_13.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="165" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBcKQjmokgo_XG4WEz6f3VYYW2I0hxMjozfLQ6_6bmNTyVeT91JWVOCKuauVjbYZz1e2DY_vqNxgSYM6ShG3iMbKik6UkTmgP927Itk6etwILxNTizlHCb_E9gyIZQzgZTpCNaiKg9s_c/s320/undang-undang-oke_13.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small; line-height: 115%;">Pandangan Ketua Mahkamah Agung di dalam berita Kompas berjudul Dinas Kependudukan Harus Lebih Teliti, tertanggal 2 Mei 2013 merupakan respon terhadap Putusan MK Nomor 18/PUU-IX/2013, yang meniadakan ketentuan proses persidangan bagi penduduk yang terlambat mencatatkan kelahirannya melebihi batas waktu 1 (satu) tahun sebagaimana diatur dalam Pasal 32 UU Administrasi Kependudukan.<br /><br />Pada prinsipnya pesan yang disampaikan adalah agar Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil menerapkan prinsip kehati-hatian dalam proses penerbitan akta kelahiran, agar tidak terjadi apa yang diistilahkan beliau sebagai penyelundupan hukum.<br /><br />Sebagai seorang warga biasa, saya berpandangan bahwa sikap kehati-hatian memang diperlukan tapi jangan sampai berlebihan dan akhirnya menghambat pencapaian tujuan. Bukankah pemerintahlah pihak yang paling berkepentingan dalam hal tertib Administrasi Kependudukan? Bukankah Kementerian Dalam Negeri khususnya bidang Administrasi Kependudukan telah memiliki pengalaman cukup panjang dalam penerbitan akta kelahiran selama ini?<br /><br />Tentu dengan pengalamannya menerbitkan akta kelahiran dan berbagai dokumen-dokumen kependudukan dan catatan sipil lainnya selama ini, kita tidak meragukan kemampuan Adminduk menjalankan tugas-tugasnya. Apabila Ketua MA memiliki kekhawatiran tentang penyelundupan hukum, tentu kita harus kembali pada persoalan integritas dan profesionalitas aparat birokrasi.<br /><br />Mungkin yang dimaksud Ketua MA dengan Kasus penyelundupan hukum dalam konteks akta kelahiran adalah kemungkinan adanya orang asing yang memanfaatkan kemudahan mengurus akta kelahiran (tidak lagi melalui pengadilan, sebagaimana Amar Putusan MK di atas) kemudian berusaha mendapatkan akta kelahiran agar mendapatkan status kewarganegaraan Indonesia ataupun modus-modus lainnya. <br /><br />Kekhawatiran ini sebenarnya tidak perlu terjadi selama aparat birokrasi memiliki integritas tinggi, jujur dan tidak mudah disuap, karena penyelundupan hukum hanya mungkin terjadi jika ada praktik kolusi dengan “orang dalam”. Jadi persoalannya tidak terletak di sisi masyarakat tapi di sisi pemerintah sendiri. Jangan sampai kekhawatiran berlebihan menjadi faktor penghambat dalam percepatan kepemilikan akta kelahiran, bagi seluruh penduduk Indonesia, mengingat akta kelahiran merupakan dokumen yang sangat penting bagi setiap warganegara Indonesia.<br /><br />Jaminan terhadap hal ini telah diatur sejak Pasal 28D ayat (4) Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 5 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, Pasal 67 Ayat 4 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan, bahkan telah ada Nota Kesepahaman antara 8 lembaga seperti kementerian termasuk MA tentang percepatan kepemilikan akta kelahiran, karena kesadaran akan pentingnya akta kelahiran bagi kemajuan bangsa ini.<br /><br />Sudah sewajarnya proses pembuatan akta kelahiran dipermudah dan dipercepat, dengan syarat-syarat yang dapat dipenuhi penduduk yang sudah telanjur berpuluh-puluh tahun hidup tanpa akta kelahiran dan tak jarang mereka juga tidak memiliki berbagai syarat yang ditentukan. Sebagai contoh persyaratan “surat kenal lahir”, bagaimana dengan mereka yang sudah lahir puluhan tahun yang lalu dan tidak pernah memiliki surat kenal lahir? Bagaimana dengan gelandangan dan anak jalanan? Menurut saya, justru Adminduk harus memikirkan banyak terobosan untuk dapat mewujudkan Indonesia yang tertib secara administrasi kependudukan.<br /><br />Terobosan tersebut haruslah mempermudah, namun tetap dalam koridor peraturan yang berlaku. Hanya binatang dan tumbuhan yang tidak perlu dibuatkan akta kelahiran, yang lain harus dibuatkan, dan bagi yang mengalami berbagi kendala harus dicarikan pemecahannya, bukan didiamkan dengan alasan tidak memenuhi syarat administrasi.<br /><br />Tertib Adminduk akan menjadi modal yang sangat penting bagi negara ini, karena dengan data yang akurat barulah pemerintah dapat merumuskan berbagai strategi pembangunan dengan tepat, jadi pemerintah sangat berkepentingan terhadap hal ini.<br /><br />Salam,<br />Eddy Setiawan<br />Tamansari-Jakarta Barat<br />(KTP terlampir)</span></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16599489232204152993noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8058636060013379033.post-87535354073911368592013-09-06T01:13:00.000-07:002013-09-06T02:00:48.342-07:00Pancasila Paripurna <!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>ZH-CN</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:SimSun;
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style>
<![endif]-->
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmxZDv0zm7Fqp95vSqDJ3NdHbuSucrlHSe8A5p11at1oMLNERn6JTuGzn_it1dn4gZM3Z6PCcS1RhQ7jltgzg6AISPKj83P_DgmmywKOaWIo_Ubag58lGLQlUY3GqGha-dDSu4dXMgt8g/s1600/teratai.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="238" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmxZDv0zm7Fqp95vSqDJ3NdHbuSucrlHSe8A5p11at1oMLNERn6JTuGzn_it1dn4gZM3Z6PCcS1RhQ7jltgzg6AISPKj83P_DgmmywKOaWIo_Ubag58lGLQlUY3GqGha-dDSu4dXMgt8g/s320/teratai.jpg" width="320" /></a></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Intisari ajaran setiap Buddha adalah sama, yakni jauhkan diri dari perbuatan negatif, senantiasalah menambah perbuatan positif dan tekunlah melatih pikiran agar senantiasa tenang seimbang. Ketiga arahan itu akan menuntun setiap mahluk di alam semesta ini memasuki jalan menuju pencerahan ultimat.</span></span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />Guna mendukung upaya menjauhkan perbuatan negatif, pada setiap kebaktian umat Buddha selalu mengulangi pembacaan Pancasila, yakni tekad untuk melatih diri menghindari lima hal negatif: pembunuhan, pencurian, ucapan yang tidak bertanggung jawab, tindakan asusila, dan mengkonsumsi hal-hal yang melemahkan kesadaran. Sedangkan anggota sanggha (para bhiksu dan bhiksuni) melatih ratusan Sila sebagaimana tercantum dalam Vinaya, yang merupakan salah satu bagian dari Tri Pitaka. Dua bagian lain dari Tripitaka adalah Sutta dan Abhidhamma.</span></span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />Pada saat Purnama dan Tilem (bulan mati), umat Buddha menambah latihannya dengan tiga sila, hingga total menjadi 8 Sila, adapun sila yang ditambahkan adalah, berpuasa mulai pukul 12.00 hingga 06.00, menghindari kesenangan inderawi dan menghindari alas tidur dan duduk yang mewah. Hal ini telah dianjurkan Buddha kepada Visakha sebagaimana tercatat dalam Angutara Nikaya 8.043. Pada intinya ketiga sila tambahan tersebut adalah untuk melatih hidup sederhana dan meningkatkan pengendalian diri, sehingga dapat menyuburkan benih-benih kasih sayang di dalam diri.</span></span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"></span></span><br />
<h2>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif; font-size: large;">Pemaknaan Holistik</span></h2>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Sampai di titik ini, upaya transformasi diri melalui latihan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dan 8 sila di hari Uposatha, masih tampak sebagai praktik pribadi yang tidak memiliki keterkaitan langsung dengan lingkungan sosialnya. Pancasila seolah-olah latihan yang pasif karena tekanan pada kata menghindari berbagai hal negatif. Hal inilah yang akhirnya menimbulkan kecenderungan agama Buddha dianggap merupakan agama yang pasif, lebih melihat ke dalam dan kurang melihat ke luar diri bahkan ada yang berpendapat hampir mendekati escapism karena seolah-olah menghindar untuk terlibat dalam berbagai persoalan sosial yang ada.</span></span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />Pemaknaan yang lebih dalam dan menyeluruh telah dipaparkan oleh guru-guru Buddhis seperti Dalai Lama, Ajahn Sulak Sivaraksa, Maha Ghosananda, Thich Nhat Hanh dan sebagainya yang mempelopori istilah Engaged Buddhism atau secara harafiah diterjemahkan sebagai Buddhisme yang terlibat, yang menempatkan ajaran Buddha menapak di bumi, sehingga tidak hanya indah di dengar tapi indah juga praktiknya di setiap aktivitas hidup manusia.</span></span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />Menghindari pembunuhan adalah praktik sila pertama. Pembunuhan tentu merupakan tingkatan tertinggi dari bentuk kekerasan, oleh karena itu menghindari pembunuhan juga mengandung makna memiliki komitmen terhadap sikap Ahimsa (tanpa kekerasan) dan penghargaan yang tinggi terhadap kehidupan. Bentuk-bentuk kekerasan dapat berwujud, represifitas negara terhadap rakyat, politik apartheid, diskriminasi ras dan etnis, Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), trafficking, pelanggaran HAM, perang dan sebagainya. </span></span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />Upaya menentang, meminimalisir atau bahkan menghapus berbagai tindak kekerasan tersebut di atas ataupun dalam berbagai bentuk kekerasan lainnya, adalah bagian dari praktik sila pertama. Disamping itu penghargaan terhadap kehidupan dapat diwujudkan dalam bentuk pencegahan terhadap global warming, penyelamatan dan perlindungan satwa, penyelamatan lingkungan dan sebagainya.</span></span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />Menghindari pencurian tidak hanya sebatas latihan pribadi menghindari mengambil barang yang bukan milik kita, tetapi juga bermakna anti terhadap perilaku korupsi, mendukung setiap upaya melakukan pemberantasan korupsi, dan mendukung sistem yang meminimalisir terjadinya korupsi. Bentuk lainnya, menentang sistem ekonomi yang tidak adil, yang hanya menindas yang lemah dan hanya menguntungkan yang kuat, juga merupakan bagian dari pelatihan sila kedua.</span></span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />Sila ketiga, menghindari ucapan yang tidak bertanggung jawab, mengandung makna hanya berpihak kepada kebenaran dan tidak hanya menghamba dan menjilat kekuasaan sehingga menjadi oportunis. Praktik sila ketiga adalah berani melontarkan kritik terhadap berbagai ketidakadilan dan kepalsuan yang mungkin dilakukan oleh orang di sekitar, bahkan penguasa sekalipun. </span></span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />Sebagaimana seorang intelektual harus memiliki kepekaan, keberanian dan kejujuran, demikian pula halnya dengan umat Buddha. Pada saat berhadapan dengan negara, penguasa, jangan hanya melaporkan hal-hal yang baik dan enak didengar tapi harus berani menyampaikan pil pahit apabila ada kebijakan-kebijakan yang tidak tepat dan merugikan orang banyak.</span></span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />Pelatihan selanjutnya adalah menghindari perbuatan yang bertentangan dengan tata susila yang berlaku di masyarakat, termasuk mencegah terjadinya pedofilia, prostitusi, pornografi dan berbagai bentuk perbuatan asusila lainnya yang merusak moralitas masyarakat. Keterlibatan dalam upaya-upaya edukasi, pencegahan, advokasi, dan konseling terhadap korban dalam konteks ini, adalah bentuk pelatihan yang sesungguhnya.</span></span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />Sila kelima, adalah latihan untuk menghindari konsumsi yang tidak tepat, yang dapat melemah kesadaran. Alkohol dan narkoba adalah contoh yang paling mudah, tetapi sesungguhnya terdapat hal-hal lain yang tidak kalah berbahaya bila dikonsumsi dengan tidak bijaksana seperti konsumerisme, hedonisme dan berbagai ideologi termasuk paham keagamaan itu sendiri. Sekedar contoh, promosi yang dirancang sedemikian menarik oleh perusahaan periklanan terbukti dapat melemahkan kesadaran seorang calon pembeli, sehingga akhirnya melakukan konsumsi yang tidak bertanggung jawab.</span></span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />Jadi pemaknaan terhadap Pancasila sebagai tuntunan moral, tidak hanya terbatas pada praktik-praktik pribadi yang lebih sederhana, tapi dapat menjangkau hingga level masyarakat, bangsa, negara bahkan alam semesta. Sebagaimana doa umat Buddha yang demikian universal, Semoga Semua Mahluk Berbahagia, demikianlah praktik Pancasila harus menembus batas-batas literalnya dan menemukan kontekstualitasnya dalam kehidupan sehari-hari di bidang apapun.</span></span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"></span></span>
<br />
<h2>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif; font-size: large;">Transformasi Diri dan Sosial</span></h2>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Praktik lima sila bagi umat awam, apalagi praktik ratusan sila bagi anggota sanggha, jelas bukan hanya sesuatu yang bersifat ke dalam saja tapi pada saat bersamaan juga berkorelasi dengan tindakan-tindakan nyata di berbagai level sebagaimana tersebut di atas.</span></span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />Pemahaman yang lebih mendalam dan menyeluruh terhadap latihan lima sila, akan membawa kita pada pemahaman bahwa proses melakukan transformasi diri tidak terpisahkan dengan proses untuk melakukan transformasi sosial. Pada saat seorang aktivis demikian konsisten mendorong perubahan sosial, di hampir setiap momentum aktivitasnya tersebut, sadar ataupun tidak sadar, ia juga sedang melakukan transformasi terhadap dirinya sendiri.</span></span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />Sekedar contoh sederhana, seorang aktivis HAM yang menjalankan perannya dengan sadar adalah orang yang akan mengalami transformasi menjadi seorang yang memiliki kemampuan mendengar lebih baik, cinta kasihnya terhadap manusia dan kemanusiaan akan terpupuk dan keberanian yang tinggi untuk menegakkan keadilan bagi para korban. Kualitas Bodhisatwa ada pada orang-orang seperti ini.</span></span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />Bodhisatwa atau calon Buddha adalah orang yang bertekad untuk menolong semua makhluk tanpa batas, mereka selalu melatih enam kesempurnaan sehingga akhirnya dapat menjadi Buddha. Siddhartha Gautama, sebelum kelahirannya yang terakhir dan menjadi Buddha, telah lahir berkali-kali. Dalam setiap kelahirannya ia menyempurnakan diri dan mengabdikan hidupnya bagi manusia dan alam. Dalam kitab Jataka digambarkan seekor kelinci yang dengan tulus iklas menceburkan dirinya ke api demi menolong seorang pertapa yang kelaparan. Mungkin bisa dinilai kurang bijaksana, tapi itulah tindakan penyempurnaan paramitha.</span></span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />Secara teknis disebut terdapat Sad Paramitha yakni Enam latihan kesempurnaan bagi calon Buddha yaitu kesempurnaan dalam kemurahan hati, perbuatan baik, kesabaran, semangat, ketenangan, perhatian dan kebijaksanaan.</span></span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />Aksi bakar diri Biksu Thich Quang Duc di Vietnam 1963, aksi bakar diri biksu-biksu Tibet, rakyat Indonesia yang melawan penjajah bersenjata modern dengan bambu runcing, serta aksi bakar diri Sondang Hutagalung yang memprotes lambannya penanganan kasus-kasus pelanggaran HAM, dari sudut pandang Buddhis hal tersebut bisa jadi merupakan wujud penyempurnaan salah satu paramitha. Mungkin kemurahan hati? karena mereka rela berkorban nyawa demi kepentingan orang lain, sebagaimana si kelinci mengorbankan diri demi seorang pertapa.</span></span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />Sangat jelas bahwa transformasi diri dan transformasi sosial adalah dua sisi dari sekeping mata uang yang sama. Kedua proses tersebut dapat berjalan dengan baik apabila pelaku-pelakunya juga senantiasa melatih pikirannya tenang seimbang, sehingga keputusan-keputusan yang dibuat adalah keputusan-keputusan yang matang secara spiritual.</span></span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"></span></span>
<br />
<h2>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif; font-size: large;">Pikiran sebagai Penentu</span></h2>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Melatih pikiran agar tenang seimbang adalah upaya untuk menjaga agar seseorang senantiasa dapat mengarahkan dirinya untuk menghindari perbuatan negatif, dan memperbanyak yang positif. Pikiran adalah unsur yang sangat penting dalam agama Buddha, karena ia adalah pelopor dan pembentuk. Tanpa pikiran yang terlatih, seseorang akan dengan mudah terjerumus untuk berbuat jahat, dan justru menghindar pada saat ada kesempatan berbuat baik.</span></span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />Pikiran kerap diibaratkan monyet liar, yang berlompatan dengan cepat tanpa arah tujuan. Hanya dengan pelatihan yang tepat melalui meditasi monyet liar ini dapat dijinakkan dan diarahkan. Pikiran memegang peranan penting dalam membangun persepsi dan pemahaman terhadap suatu gagasan, pikiran yang terlatih tidak akan memahami suatu ide atau gagasan secara parsial, sebagaimana kita memahami bahwa transformasi diri dan transformasi sosial adalah proses yang tunggal.</span></span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />Kedua transformasi tersebut berjalan secara pararel, pada saat seseorang bermaksud melawan struktur kebencian, keserakahan dan kebodohan batin di dalam dirinya, pada saat yang sama ia juga harus menyadari bahwa keserakahan juga bermanifestasi dalam sistem ekonomi, politik, dan lain-lain. Kebencian bermanifestasi dalam militerisme, terorisme dan fanatisme keagamaan. Kebodohan dapat tersebar melalui sistem pendidikan, media dan iklan.</span></span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />Disinilah relevansi dari pikiran yang tenang seimbang, karena hanya pada kondisi demikianlah kita dapat menghadapi secara bersamaan struktur yang menindas di dalam diri kita, maupun di luar diri kita. Pikiran yang tenang seimbang juga akan memungkinkan kita menjalani kehidupan yang penuh ketidakpuasan ini, dengan bahagia dan merespon berbagai fenomena yang terjadi secara tepat.</span></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16599489232204152993noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8058636060013379033.post-59463881993734584612013-09-04T02:02:00.002-07:002013-09-04T02:05:08.063-07:00Refleksi Kemerdekaan: Bukti Kewarganegaraan untuk Semua<!--[if gte mso 9]><xml>
<o:OfficeDocumentSettings>
<o:RelyOnVML/>
<o:AllowPNG/>
</o:OfficeDocumentSettings>
</xml><![endif]--><br />
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>ZH-CN</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
<w:UseFELayout/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:SimSun;
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style>
<![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<o:OfficeDocumentSettings>
<o:RelyOnVML/>
<o:AllowPNG/>
</o:OfficeDocumentSettings>
</xml><![endif]--><br />
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>ZH-CN</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
<w:UseFELayout/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:SimSun;
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style>
<![endif]-->
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPwke8fY09jN5kj6dY84LHbfO8bp3UELLi9Y1AHOWpzK9JpUe928gXk8kSLWRlM7oxX8-3xWgx-9T2pw6efQQLUmpqX-4w0Rsf4KSrETEkTBp_4o3c3KFbmhZKgT43HEpuccwbl8jnlys/s1600/merah-putih-1.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPwke8fY09jN5kj6dY84LHbfO8bp3UELLi9Y1AHOWpzK9JpUe928gXk8kSLWRlM7oxX8-3xWgx-9T2pw6efQQLUmpqX-4w0Rsf4KSrETEkTBp_4o3c3KFbmhZKgT43HEpuccwbl8jnlys/s1600/merah-putih-1.jpg" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small; line-height: 115%;">Indonesia
adalah sebuah negara dengan bentang geografis yang luas dan beragam, mulai
Sabang hingga Merauke, mulai Mianggas sampai pulau Rote. Kondisi geografis ini
tampaknya masih menjadi salah satu faktor penghambat dalam pemenuhan hak-hak
sipil warganegara, diperparah lagi dengan adanya ketidakseimbangan pembangunan
infrastruktur antara daerah sentral seperti pulau Jawa dengan pulau-pulau
lainnya sehingga akses rakyat terhadap pelayanan publik pun menjadi timpang antara
wilayah yang satu dengan lainnya.</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small; line-height: 115%;">Ketimpangan
tersebut juga berdampak terhadap pemenuhan hak-hak sipil warganegara, karena
akses yang sulit membuat rakyat enggan mengurus dokumen-dokumen kependudukan
dan catatan sipilnya, yang mungkin tampak sepele namun sesungguhnya berdampak
besar terhadap hubungan timbal balik antara dirinya dengan negara, bahkan
hubungan antara anak dan orangtua secara yuridis. Hubungan yang pertama adalah
hubungan kewarganegaraan dan yang kedua adalah hubungan keperdataan, sebagaimana
diatur perundang-undangan Negara Kesatuan Republik Indonesia.</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small; line-height: 115%;">Pekan ini
Indonesia akan memasuki usia 68 tahun, tetapi mungkin tidak banyak yang
menyadari bahwa sebagian besar rakyat Indonesia sesungguhnya belum memiliki
bukti kewarganegaraan Republik Indonesia. Di masa lalu hanya warga Tionghoa
yang diwajibkan memiliki suatu Surat Bukti Kewarganegaraan Indonesia disingkat
SBKRI, yang di kemudian hari karena praktik diskriminasi menjadi momok dan
menyulitkan dalam pengurusan berbagai dokumen. </span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small; line-height: 115%;">Namun sejak
reformasi, berbagai produk perundangan telah menjamin dihapusnya pembedaan
perlakuan antar warganegara. Mulai dari UU Hak Asasi Manusia, UU Perlindungan
Anak, UU Kewarganegaraan, UU Administrasi Kependudukan, UU Penghapusan
Diskriminasi Ras dan Etnis hingga UU Pelayanan Publik,<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>telah menunjukkan betapa negeri ini dengan
penuh kesungguhan berusaha menegakkan kesatuan, kesamaan dan kesetaraan bagi
semua WNI sebagaimana diamanatkan UUD 1945 sebagai satu entitas yakni Indonesia.</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small; line-height: 115%;">Salah satu
wujud nyata kesungguhan tersebut adalah ditetapkannya Akta Kelahiran sebagai
bukti kewarganegaraan bagi setiap WNI, sehingga semua suku sama dan setara
dalam membuktikan status kewarganegaraannya. Oleh karena itu, untuk menjamin
terpenuhinya hak-hak dasar warga negara bagi semua rakyat Indonesia, Akta
Kelahiran menjadi dokumen wajib bagi seluruh rakyat Indonesia, karena ia adalah
wujud pengakuan negara terhadap keanggotaan seseorang sebagai warganya yang
sah. </span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small; line-height: 115%;">Akta
Kelahiran bagi setiap anak adalah wujud perlindungan semenjak seseorang
terlahir sebagai Warga Negara Indonesia, dan memastikan akses terhadap
hak-haknya sebagai WNI kelak dan juga kewajiban-kewajiban yang harus
diembannya. Asas perlindungan optimal bagi setiap WNI juga dimungkinkan jika
seseorang memiliki Akta Kelahiran. </span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small; line-height: 115%;">Tanpa akta
kelahiran bisa dikatakan seseorang tidak tercatat sebagai bagian dari sebuah
bangsa, tidak terekam dalam sistem kependudukan dan mungkin mendekati kategori
orang tak berkewarganegaraan atau stateless. Bayangkan mereka yang tinggal di
kolong-kolong jembatan, gelandangan dan lain-lain yang hidup tanpa sehelai
dokumen apapun, tentu tidak bisa mengakses hak-haknya dengan mudah. </span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small; line-height: 115%;">Raskin, BLT,
jaminan kesehatan dan berbagai jaminan sosial lainnya pada umumnya didistribusikan
berdasarkan pada data kependudukan, sehingga mustahil mereka yang tidak
berdokumen ini tersentuh bantuan, padahal mungkin merekalah sasaran yang lebih
tepat. Jadi sangat menyedihkan bahwa hingga menjelang 68 tahun Indonesia
merdeka, masih terdapat sekitar 40% anak Indonesia belum memiliki Akta
Kelahiran dan persentasenya akan bertambah apabila jumlah orang dewasa yang
tidak memiliki akta kelahiran juga dimasukkan. </span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small; line-height: 115%;">Persoalan
ini mungkin dapat digolongkan persoalan primitif di jaman digital ini, sehingga
perlu kiranya pemerintah ke depan berani menargetkan pada usia 70 tahun nanti,
setiap rakyat Indonesia sudah memiliki Surat Bukti Kewarganegaraan Indonesia
yaitu Akta Kelahiran yang tentu akan sangat membantu dalam merumuskan strategi
pembangunan, kebijakan kesehatan, pendidikan dan lain-lain. Hal ini juga
menjadi sangat penting di daerah perbatasan, karena rakyat kita yang tinggal di
perbatasan termasuk yang membutuhkan perhatian dan perlindungan lebih. Dirgahayu
Indonesiaku.</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16599489232204152993noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8058636060013379033.post-37578751236789582552013-09-02T22:09:00.002-07:002013-09-06T02:04:31.742-07:00Waspadai Kebangkitan Kembali SBKRI<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>ZH-CN</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><br />
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:SimSun;
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;}
</style>
<![endif]-->
<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-size: 14.0pt; line-height: 115%;"></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNnlZTXcSYoREGKcIVP9FK7Ssfx5Lg1pW69Q2eU3HLLxVlBJwfdxlf_6m4UMqeZGlKYHG2FCwIB_td6E86I8THc6Lo2Dkl9TcNv9DRufzAguhHxBNOzFwqt3-ACS4qcl6pLEjdso6OtII/s1600/Liong.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="231" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNnlZTXcSYoREGKcIVP9FK7Ssfx5Lg1pW69Q2eU3HLLxVlBJwfdxlf_6m4UMqeZGlKYHG2FCwIB_td6E86I8THc6Lo2Dkl9TcNv9DRufzAguhHxBNOzFwqt3-ACS4qcl6pLEjdso6OtII/s320/Liong.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Enam tahun sudah Indonesia
memiliki Undang-</span><span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Undang Kewarganegaraan yang baru, yaitu Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2006 yang diakui sebagai sebuah dasar hukum yang maju, bahkan ada yang
menyebutnya revolusioner. Adapun hal-hal maju tersebut diantaranya adalah
perumusan konsep warga Negara Indonesia, yang tidak lagi bias ras tapi
berdasarkan status hukum, peka gender karena memberikan hak kepada perempuan
Indonesia untuk mempertahankan kewarganegaraan pada saat menikah dengan orang
asing, dan mewariskan kewarganegaraan ke anak-anaknya serta memberikan hak
berkewarganegaraan ganda terbatas pada anak-anak tersebut. </span></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Rumusan tentang siapa yang
menjadi WNI juga sangat jelas, yakni orang-orang bangsa Indonesia asli dan
orang bangsa lain yang disahkan dengan Undang-Undang sebagai warga negara. Pada
penjelasan, diberikan rumusan mengenai orang-orang bangsa Indonesia asli, yaitu
orang Indonesia yang menjadi Warga Negara Indonesia sejak kelahirannya dan
tidak pernah menerima kewarganegaraan lain atas kehendak sendiri. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Implikasi dari rumusan tersebut
adalah, seorang WNI asli bukan hanya mereka yang memiliki ciri-ciri fisik
seperti orang Jawa, Papua, Bali, Sasak, Papua, Dayak, tapi juga mereka yang
secara kasat mata tampak seperti seorang Amerika, Arab, Jepang, Tiongkok,
Korea, Afrika, percampurannya, dan lain sebagainya. Apalagi sekarang telah ada
Undang-Undang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis, sudah tidak jamannya lagi
petugas-petugas di Imigrasi, Kependudukan dan pelayanan lain, membeda-bedakan
perlakuan atas dasar ras atau penampilan fisik. </span></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Pembedaan perlakuan atau
diskriminasi, pernah dialami Suku Tionghoa karena dianggap tidak jelas
kewarganegaraannya, padahal hampir seluruh orang Tionghoa sudah menjadi WNI berdasarkan
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1946 tentang Kewarganegaraan. Undang-Undang ini
mengatur dengan jelas bahwa setiap orang yang lahir dan tinggal di Indonesia 5
tahun sebelum Proklamasi 17 Agustus 1945 adalah Warga Negara Indonesia. Namun akibat
pemahaman yang tidak utuh terhadap proses terbentuknya NKRI, dan benih-benih
diskriminasi yang telah ditanam Belanda selama masa penjajahannya, akhirnya
sepanjang masa orde baru terjadi diskriminasi, dengan menerapkan kewajiban
memiliki Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia disingkat SBKRI. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Dasar yang digunakan adalah interpretasi
yang bias terhadap Peraturan Penutup Pasal IV Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958
tentang Kewarganegaraan, yang terbit menggantikan Undang-Undang Kewarganegaraan
sebelumnya yaitu UU No 3 Tahun 1946. Penggantian terjadi sebagai konsekuensi
perubahan bentuk negara dari kesatuan menjadi serikat, dan pembagian soal
kewarganegaraan melalui Konferensi Meja Bundar (KMB) 1949. Menyesuaikan hasil
KMB maka UUD 1945-NKRI pun diubah dengan UUDS 1950-RIS yang tentu memiliki
dampak terhadap keseluruhan perundang-undangan yang ada.</span></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Pasal IV Peraturan Penutup
tersebut menyatakan bahwa <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Barangsiapa
perlu membuktikan bahwa ia warga Negara Republik Indonesia dan tidak mempunyai
surat bukti yang menunjukkan bahwa ia mempunyai kewarganegaraan itu, dapat
minta kepada Pengadilan Negeri dari tempat tinggalnya untuk menetapkan apakah
ia warganegara Republik Indonesia atau tidak, menurut acara perdata biasa.
Ketentuan ini tidak mengurangi ketentuan-ketentuan khusus dalam atau
berdasarkan Undang-Undang lain.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></i></span></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Ketentuan ini menyisakan
intepretasi, mengenai siapa saja orang-orang yang membutuhkan bukti
kewarganegaraan dan dalam hal apa bukti tersebut dibutuhkan. Ruang intepretatif
dan subyektif seperti ini tentu akan membuka peluang terjadinya berbagai
pembiasan dalam praktik di lapangan. Sejarah telah mencatat, bahwa suku
Tionghoa lah yang kemudian selalu diminta membuktikan kewarganegaraan Indonesianya
dalam bentuk SBKRI untuk berbagai keperluan. </span></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<h2>
</h2>
</div>
<div class="MsoNormal">
<h2>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif; font-size: large;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Militer dan SBKRI</b></span></h2>
</div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Paska KMB kondisi politik dan
keamanan di Indonesia sangat labil. Sistem parlementer tampaknya hanya
menghasilkan berbagai ketidakstabilan, ditambah militer yang sejak awal 50-an
terus berusaha masuk ke arena politik, dan sangat menentang sistem parlementer
dan UUDS yang tidak mengakomodir militer. Peristiwa 17 Oktober 1952
mengkonfirmasi hal ini, namun militer dibawah Abdul Haris Nasution kala itu,
gagal memaksakan agendanya kepada Sukarno dan akhirnya dinonaktifkan sebagai
KSAD. Nasution kemudian mendirikan Partai Ikatan Pendukung Kemerdekaan
Indonesia yang berhasil mendudukkan dirinya menjadi anggota Konstituante, namun
pada tahun 1955 Nasution kembali diangkat menjadi KSAD.</span></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Pada medio tahun 50-an tersebut,
partai-partai politik mengalami krisis kepercayaan akibat hiruk pikuk sistem
parlementer, sehingga kekuatan di luar parlemen, yakni militer dan lembaga
kepresidenanlah yang mendapat momentum. Apalagi kemudian terjadi peningkatan
gangguan keamanan karena sejak Desember 1956 hingga Januari 1957 komandan
regional militer di Sumatera Utara, Sumatera Tengah, dan Sumatera Selatan serta
Maret 1957 di Sulawesi Utara mengambil alih kendali pemerintah daerah,
membentuk dewan militer dan menolak perintah Jakarta.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Situasi ini kemudian mendorong Presiden
Sukarno menyatakan keadaan darurat pada tanggal 14 Maret 1957, maka militer
khususnya Angkatan Darat semakin jauh melangkah ke arena politik dan juga
ekonomi. </span></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"></span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Nasution kemudian mengembangkan doktrin Jalan
Tengah yang nantinya berkembang menjadi konsep dwifungsi ABRI, yang
melegitimasi keterlibatan militer di bidang politik dan lain-lain dengan status
“golongan fungsional”. Doktrin-doktrin ini terus dikembangkan, sehingga
nantinya setelah keadaan darurat berakhir pun, militer tetap mendapatkan akses
penuh atas wilayah politik dan ekonomi.<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>Keadaan bahaya telah menjadi pintu masuk militer ke politik, sedangkan
untuk wilayah ekonomi, militer menggunakan momentum nasionalisasi
perusahaan-perusahaan Belanda yang dilakukan pada akhir tahun 1957, termasuk
properti sekitar 40 ribu orang Belanda yang diusir dari Indonesia. Semangat
nasionalisasi terhadap berbagai hal yang berbau asing terus berlanjut. Melalui
Instruksi Penguasa Militer kepada Kementerian Pendidikan, Pengajaran dan
Kebudayaan mulai dilakukan pembatasan terhadap ruang gerak sekolah swasta
dengan pengantar bahasa asing.
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Pada saat negara dinyatakan dalam
keadaan bahaya dan dipimpin penguasa militer inilah Undang-Undang Nomor 62
Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan disahkan dengan landasan UUDS 1950 sebagai
konsekuensi dari hasil KMB.<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>Undang-Undang ini seharusnya hanya berlaku selama satu tahun, karena
pada 5 Juli 1959, Presiden, Sukarno menyatakan kembali ke UUD 1945, bentuk
negara kesatuan, dibubarkannya sistem parlementer dan diberlakukan sistem
demokrasi terpimpin, melalui Dekrit Presiden. Dengan kembali ke UUD 1945,
bukankah berarti Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 yang masih berlandaskan UUDS
1950 tersebut harus diganti? Sayangnya, karena kondisi politik yang tidak
kondusif hingga berpuncak di tahun 1965, UU Kewarganegaraan yang masih mengacu
ke UUDS 1950 itu tetap dipertahankan, dan baru disesuaikan setelah reformasi. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Tragedi 1965 merupakan akhir dari
masa Orde Lama dan awal dari Orde Baru, awal masa kejayaan bagi dwifungsi ABRI
karena seluruh posisi strategis pemerintah, dikuasai orang-orang berlatar
militer. Jadi meskipun Sukarno telah mencabut keadaan bahaya pada Mei 1963,
tapi dominasi militer terus berlanjut, apalagi dengan digantikannya Sukarno
oleh Suharto yang berlatar militer. Kebijakan pada masa Penguasa Militer tampak
berlanjut, yang pada intinya berupaya melumpuhkan pilar-pilar kekuatan
masyarakat Tionghoa di Indonesia yaitu sekolah, organisasi, media massa, bahasa
dan budaya karena militer berpandangan orang Tionghoa adalah orang asing
sehingga merupakan ancaman. </span></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Prasangka militer yang berlebihan
terhadap masyarakat Tionghoa, telah mengantarkan pada sebuah pelembagaan
diskriminasi melalui terbitnya tak kurang dari 50 peraturan dan dibentuknya
lembaga yang khusus mengawasi masyarakat Tionghoa yaitu Badan Koordinasi
Masalah Cina (BKMC) yang berada di bawah Badan Koordinasi Intelijen Negara (BAKIN).
Berbagai strategi untuk meng-Indonesia-kan “orang asing” ini dilakukan,
diantaranya dengan asimilasi, penggantian nama, larangan bahasa dan budaya
hingga kewajiban memiliki SBKRI. Dalam prosesnya, orang-orang Indonesia ini
“diasingkan” terlebih dahulu baru kemudian diproses untuk memperoleh SBKRI,
karena sesungguhnya SBKRI adalah hasil dari naturalisasi atau pewarganegaraan
yakni proses bagi seorang WNA yang mendaftar menjadi WNI. Pada kasus
orang-orang Tionghoa ini, mereka tidak memiliki persyaratan sebagai WNA seperti
paspor asing, visa, KITAS dan lain-lain, karena memang sesungguhnya mereka
sudah hidup beberapa generasi sejak masa Hindia Belanda.</span></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Pada masa Orde Baru berbagai
urusan administrasi mensyaratkan SBKRI, padahal untuk mendapatkan SBKRI
bukanlah perkara mudah karena harus berhadapan dengan sekitar 10 instansi
pemerintah dengan punglinya masing-masing, prosedur yang panjang dan rumit,
sehingga biaya untuk menyelesaikan 1 SBKRI bisa menghabiskan jutaan rupiah. Hal
ini tentu menimbulkan banyak keluhan dari masyarakat Tionghoa, dan telah
direspon pemerintah dengan mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 56 Tahun 1996
tentang SBKRI yang mencabut ketentuan tentang penggunaan SBKRI sebagai
persyaratan. Kepres ini menyatakan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Bagi
Warga Negara Republik Indonesia yang telah memiliki KTP, atau KK, atau Akta
Kelahiran, pemenuhan kebutuhan persyaratan untuk kepentingan tertentu tersebut,
cukup menggunakan KTP, atau KK, atau Akta Kelahiran tersebut.</i> Namun
pelaksanaan di lapangan tidak berubah, terutama karena sumber terbitnya SBKRI
masih berlaku yaitu Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan. </span></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<h2>
</h2>
</div>
<div class="MsoNormal">
<h2>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-size: large;">Era Baru
Kewarganegaraan</span><span style="mso-spacerun: yes;"><span style="font-size: large;"> </span> </span></b></span></h2>
</div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Masa-masa suram itu kini sudah
berlalu bersamaan dengan timbulnya era reformasi 1998, era keterbukaan.
Berbagai peraturan dan ketentuan pun ditelaah kembali, diantaranya yang
bersifat diskriminatif seperti Undang-Undang Kewarganegaraan di atas misalnya. Dimulai
dari lahirnya UU Hak Asasi Manusia yang menjadi pembuka jalan bagi berbagai
peraturan perundang-undangan lainnya yang menyangkut hak-hak sipil, politik,
ekonomi, budaya dan lain sebagainya.</span></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Presiden Abdurrahman Wahid dengan
tegas dan berani kemudian mencabut berbagai peraturan warisan kolonial yang
dipakai orde baru untuk tetap memposisikan suku Tionghoa sebagai komunitas <i style="mso-bidi-font-style: normal;">buffer</i> atau komunitas antara meminjam
istilah Mona Lohanda, yang selalu terjepit diantara penguasa dan rakyat, yang
dengan mudah dikambinghitamkan pada kondisi-kondisi yang tidak menguntungkan
bagi penguasa. Strategi ini terbukti ampuh bagi Belanda maupun Orde Baru yang
memiliki 3 pilar utama yaitu ABRI, Birokrasi dan Golkar untuk melanggengkan
kekuasaanya.</span></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">UU Kewarganegaraan Nomor 62 Tahun
1958 yang masih mengandung berbagai ketentuan yang bersifat diskriminatif,
sesungguhnya telah beberapa kali diusulkan untuk diamandemen sejak reformasi
namun baru tahun 2006 lah berhasil disahkan UU Kewarganegaraan yang baru yakni
UU Nomor 12 Tahun 2006, yang dinilai banyak pihak sudah jauh lebih maju dan
adaptif terhadap perkembangan jaman serta peka gender. Dalam penjelasan
Undang-Undang Kewarganegaraan secara tegas menyatakan bahwa secara filosofi
Undang-Undang Kewarganegaraan sebelumnya masih mengandung ketentuan-ketentuan
yang belum sejalan dengan Pancasila, antara lain karena bersifat diskriminatif,
kurang menjamin HAM, kesetaraan gender dan perlindungan anak. </span></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Oleh karena itu UU
Kewarganegaraan saat ini memberikan paradigma baru tentang definisi Warga
Negara Indonesia, yang tidak lagi berdasarkan pada suku atau ras akan tetapi
berdasarkan pada status hukum. Sepanjang seseorang memiliki akta kelahiran atau
KTP atau KK yang diterbitkan instansi berwenang yang menyatakan dirinya adalah
Warga Negara Indonesia, maka seluruh syarat dan prosedur dalam mengurus
berbagai keperluan administrasinya haruslah sama dan setara dengan warga
lainnya. Tidak boleh lagi ada pembedaan syarat dan prosedur karena perbedaan ciri-ciri
fisik, karena setiap Warga Negara Indonesia bersamaan kedudukannya di dalam
hukum dan pemerintahan sebagaiman diamanatkan UUD 1945. Bahkan UU Penghapusan
Diskriminasi Ras dan Etnis mengatur ketentuan sanksi bagi siapapun yang masih
melakukan diskriminasi, baik berupa denda hingga penjara. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Jika kita kaitkan dengan kasus di
lapangan, saat ini terkadang masih ada petugas pelayanan publik yang masih
mempersoalan kepala judul (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">heading)</i> pada
akta kelahiran, orang-orang yang lahir sebelum terbitnya UU Adminduk pada tahun
2006 yang masih dibedakan antara Golongan Eropa, Golongan Tionghoa dan Golongan
Pribumi Kristen dan Non Kristen, ataupun dengan menggunakan kode Staatbladnya
yakni 1809, 1917, 1933 dan 1920. Akta kelahiraan Indonesia saat ini memiliki
kepala judul Warga Negara Indonesia, tanpa tambahan golongan/staatblad kecuali
masih menggunakan stok lama yang masih terdapat kode “Stbld…..” di bawah
heading Warga Negara Indonesia. </span></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Akta kelahiran sebelum tahun 2006
masih mengacu pada ketentuan pembagian penduduk berdasarkan golongan di Hindia Belanda
yang sesungguhnya merupakan wujud politik pecah belah Belanda di bidang
kependudukan, yang telah dihapus melalui UU Administrasi Kependudukan Nomor 23
Tahun 2006. Pada banyak kasus, petugas pelayanan publik kerap mempersulit
masyarakat yang memiliki akta kelahiran dengan kondisi tersebut dengan alasan
kewarganegaraannya belum jelas. Menurut aturan yang ada, seorang petugas yang
meragukan kewarganegaraan seorang warga harus membuat surat tentang hal itu,
sehingga yang bersangkutan dapat memprosesnya ke pengadilan negeri melalui <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">acara perdata biasa</b> untuk menegaskan
status kewarganegaraanya. Praktiknya, petugas tidak pernah mengeluarkan surat
tentang keragu-raguannya itu, melainkan hanya penyampaian secara lisan sehingga
masyarakat hanya menemui jalan buntu. </span></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Cara pandang petugas terhadap <i style="mso-bidi-font-style: normal;">heading </i>Akta Kelahiran tersebut perlu
diluruskan, karena penggolongan di masa Hindia Belanda dulu tidak ada kaitannya
dengan kewarganegaraan. Seluruh golongan tersebut statusnya sama yakni kawula Belanda
atau dalam konteks penjajahan Inggris disebut <i style="mso-bidi-font-style: normal;">British Subject</i>. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Pada masa
Hindia Belanda tersebut belum ada WNI karena negara bernama Indonesia belum
lahir. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Selain itu, Undang-Undang Administrasi Kependudukan saat ini juga telah
menghapuskan berbagai bentuk penggolongan pada akta kelahiran. Sementara Kewarganegaraan
RI yang berlaku saat ini, telah dengan gamblang menjelaskan bahwa sepanjang
seseorang lahir di Indonesia, dan tidak pernah menerima kewarganegaraan lain
atas kehendaknya sendiri maka sudah pasti orang tersebut adalah WNI, bahkan
anak-anak dari orang yang tidak jelas status kewarganegaraannya pun diberikan
hak menjadi WNI, sehingga sudah tidak perlu lagi ada keragu-raguan hanya karena
akta kelahiran seorang WNI ber-<i style="mso-bidi-font-style: normal;">heading</i>
golongan Tionghoa.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="mso-spacerun: yes;"></span>Praktik-praktik seperti ini harus segera
dihapuskan sesuai semangat berbagai perundang-undangan saat ini, karena cara
pandang seperti ini adalah benih-benih lahirnya SBKRI versi baru, ibarat virus Trojan
yang terus berevolusi demikianlah kita harus mewaspadai berbagai sikap,
perilaku dan aturan yang mungkin masih terjangkit virus lama diskriminasi sehingga
bisa dicegah timbulnya kembali pembedaan-pembedaan perlakuan terhadap WNI yang
hanya melemahkan bangsa ini.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Jakarta, September 2012.</span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16599489232204152993noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8058636060013379033.post-18309247499898549072013-08-30T04:08:00.004-07:002013-09-02T23:38:27.508-07:00Dari Jejak Purbakala hingga Tim Penyelamat; Usaha Menuntaskan Masalah Kewarganegaraan di Indonesia<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; margin-left: 1em; text-align: right;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1clSRrPNyvA27PjZLclv3Re2Fxq95uswkXFZ1F2e7EF6GEfSi3PsZ03jmVJ_DDtnyHWdDvNYdzVODf85pdeZwV75voIxeF5Ny7AAQlS4usWp0XnLjeO1rg4sSAkZq7oNBMlmgOrLkdPo/s1600/Ilustrasi+Pendataan+Pemukim+2008.JPG" imageanchor="1" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1clSRrPNyvA27PjZLclv3Re2Fxq95uswkXFZ1F2e7EF6GEfSi3PsZ03jmVJ_DDtnyHWdDvNYdzVODf85pdeZwV75voIxeF5Ny7AAQlS4usWp0XnLjeO1rg4sSAkZq7oNBMlmgOrLkdPo/s320/Ilustrasi+Pendataan+Pemukim+2008.JPG" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Pendataan di kampung-kampung DKI Jakarta, 2008</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span lang="IN">UU No. 12 tahun 2006 telah menjadi suatu tonggak penting dalam kewarganegaraan RI. Berbagai kasus dan peraturan yang telah menyebabkan kaburnya
identitas kewarganegaraan seseorang atau sekelompok orang seharusnya segera
dapat diselesaikan setelah terbitnya UU tersebut diatas. </span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span lang="IN">Namun, pemahamam
aparat birokrasi di tingkat menengah ke bawah ternyata masih dipenuhi dengan
pemahaman dan prasangka mengenai kewarganegaraan yang tidak sejalan dengan UU
kewarganegaraan yang baru. Bahkan kecenderungan mendiskriminasi etnis tertentu
masih terus dipelihara, dengan motif mendapatkan keuntungan materi dari korban
yang dipersulit. Oleh karena itulah, kemudian muncul kegiatan pendataan
terhadap para pemukim keturunan India, Arab, Tionghoa, dan lain-lain yang
status kewarganegaraannya tidak jelas (<i>stateless)</i> untuk ditegaskan oleh
Menteri Hukum dan HAM bahwa mereka adalah WNI sehingga selanjutnya harus diperlakukan
secara setara di hadapan hukum dan pemerintahan sebagaimana amanat konstitusi.</span>
</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span lang="IN"> </span></span></span></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span lang="IN">Kegiatan pendataan, apabila dibicarakan dalam tataran wacana dan konsep
seolah menjadi suatu kegiatan yang sangat mudah, padahal di lapangan tidak
demikian adanya. Kesulitan muncul justru karena target pendataan adalah
orang-orang yang tidak memiliki dokumen sama sekali, sehingga keberadaan mereka
juga menjadi misteri tersendiri di tengah-tengah lautan manusia yang memiliki
dokumen. Kendala kedua adalah, karena merasa tidak “resmi” para pemukim tanpa
dokumen ini cenderung menghindar dan tertutup mengenai hal tersebut kepada
orang baru, apalagi terhadap pegawai pemerintah. Kendala ketiga adalah, pada
umumnya mereka tinggal di tempat-tempat yang terisolir, berpendidikan rendah,
dan tingkat ekonominya lemah sehingga akses informasi pun sangat terbatas
sehingga usaha sosialisasi standar tidak dapat menjangkau mereka. Jadi, mencari
para pemukim tidak berdokumen sama sekali ini, bagai menjadi seorang arkeolog
mencari jejak manusia purba. </span></span></span></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></span></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span lang="IN">Penemuan jejak-jejak purba di bidang arkeologi sebagian besar berasal dari
temuan yang tidak terduga yang ditindaklanjuti oleh para arkeolog, dan pada
satu lokasi temuan maka pencarian diperluas dari lokasi temuan pertama. Pada
kegiatan pendataan, lokasi pencarian memang bisa dilokalisir pada
kantung-kantung Tionghoa di suatu daerah, tapi itupun masih tidak membantu
karena berbeda dengan jejak-jejak purba yang tidak bergerak, obyek pada
pendataan adalah manusia yang lebih banyak merasa bahwa masalah kepemilikan
dokumen-dokumen tersebut adalah masalah privat yang sensitif. Diperlukan metode
yang tepat untuk dapat membuka tabir ketakutan panjang yang terjadi akibat
diskriminasi parah yang dialami lebih dari tiga dasawarsa.</span></span></span></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></span></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span lang="IN">Sebenarnya langkah untuk menyelesaikan masalah ini telah dilakukan dua kali,
yakni pada yakni di era 80-an dan 90-an dengan metode “pemutihannya.” Hanya
saja pada kedua kesempatan tersebut, sikap pemerintahan orba yang koruptif,
kolutif dan nepotis tetap melanggengkan diskriminasi untuk menangguk keuntungan
bagi kelompok penguasa saat itu, sehingga masalah kewarganegaraan belum
terselesaikan sepenuhnya. Meski demikian tetap kedua kesempatan tersebut
merupakan gelombang penyelesaian masalah pemukim tidak berdokumen, meski kalau
dipandang dari kaca mata hari ini metodenya terlihat kurang tepat. Dengan
adanya dua gelombang penyelesaian masalah kewarganegaraan di atas, apa yang
dilakukan hari ini adalah menyusuri sisa-sisa dari pemukim tionghoa tanpa
dokumen yang tidak terselesaikan dalam dua kali gelombang penyelesaian
sebelumnya. </span></span></span></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></span></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span lang="IN">Hidup tanpa dokumen sama sekali di jaman modern ini, adalah bagaikan kutukan
yang sangat mengerikan bagi para pemukim. Anak-anak tak bisa sekolah tanpa akta
kelahiran, status perkawinan tidak pernah jelas karena tidak bisa mengurus
perkawinan tanpa KTP, mengurus KTP diminta membuktikan kewarganegaraan, malah
terkadang mereka diberikan surat-surat seolah-olah mereka adalah WNA. Tanpa
dokumen berarti tertutupnya lapangan pekerjaan yang layak, tanpa dokumen berarti
masa depan yang suram dan penuh penderitaan. </span></span></span></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></span></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span lang="IN">Dari kondisi ini, tentu kita tidak bisa kemudian hanya berbicara
seolah-olah mereka adalah angka-angka statistik yang dapat dibaca tanpa perasaan.
Mereka adalah saudara kita yang hidup, berhasil menemukan 1 orang pemukim tanpa
dokumen berarti kesempatan memberikan masa depan yang lebih baik kepada 1 orang
manusia. Manusia yang telah turun temurun merasakan derita akibat
ketidakjelasan status kewarganegaraan yang berujung pada ketiadaan dokumen sama
sekali. </span></span></span></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></span></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span lang="IN">Jadi dalam kegiatan pendataan, jumlah besar tentu akan menggembirakan namun
seberapa besar sisa-sisa pemukim tidak berdokumen di Indonesia? Tidak satu
mahluk pun dapat memastikannya. Karena itu, jumlah sebenarnya bukanlah ukuran
dalam kegiatan semacam ini. Bisa jadi di suatu kota korban yang masih tersisa
ada 5 orang, bagaimana mungkin dipaksakan menjadi 5.000 orang demi memenuhi
selera kita sebagai aktivis yang ingin membantu? Maka timbul pertanyaan, pendataan
ini sebenarnya untuk kepentingan siapa? Memuaskan para pegiat, pejabat dan para
<i>funding</i> dengan angka-angka yang besar atau menyelamatkan orang per orang
demi para korban itu sendiri? </span></span></span></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></span></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span lang="IN">Para pegiat sosial dan pekerja kemanusiaan acap terjebak oleh angka-angka
besar yang tentu memukau sebagai sebuah hasil kerja, tapi jangan lupa bahwa
yang sedang dibicarakan disini adalah manusia, bukan sekedar angka. Analogi
yang tepat mungkin adalah usaha tim penyelamat pada saat gempa di Sechuan
terhadap para korban yang terjebak di reruntuhan gedung-gedung besar. Tim penyelamat,
dengan bantuan anjing pelacak, berbagai alat berat yang harganya mahal serta
biaya operasional yang besar dan segala cara tetap berusaha melakukan
penyelamatan meski awalnya mereka tentu tidak tahu berapa orang yang masih
hidup di antara reruntuhan tersebut? Alat berat dan tenaga manusia harus tetap dikerahkan,
meski ternyata hanya ada 1 orang yang selamat. </span></span></span></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></span></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span lang="IN">1 orang menjadi penting karena yang diselamatkan adalah sebuah kehidupan,
kehidupan seorang manusia yang sedemikian berharganya. Jadi dalam aktivitas pendataan,
menemukan “hanya” 1 orang adalah sebuah hasil perjuangan yang harus dihargai
dengan layak, karena yang dibicarakan adalah nasib seorang manusia, bukan
sekedar angka tak bernyawa dan tak berperasaan. Bagaikan artefak purbakala yang
penting untuk ilmu pengetahuan, demikianlah ia harus digali, dengan super
hati-hati, dan ketelitian penuh, tiap inchinya bahkan harus ditiup dengan
tekanan angin tertentu, kemudian dengan hati-hati disapu menggunakan kuas, agar
tidak rusak oleh gesekan yang keras. </span></span></span></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span lang="IN">Demikian juga dalam hal pendataan pemukim, kompleksitas sejarah sosial
politik yang melatarbelakangi munculnya para pemukim tionghoa yang tidak
berdokumen sama sekali ini, membuat para pemukim tersebut bagaikan jejak purbakala
yang tertimbun oleh berbagai material sejalan berlalunya sang waktu. Ia menjadi
rapuh dan rentan terhadap berbagai alat yang mungkin digunakan untuk menemukannya.
Dibutuhkan kerja keras, kesabaran, dan ketelitian ekstra serta seni dalam
memaikan “kuas” yang sedemikian lembut untuk mengikis berbagai material keras
yang menutupinya, sehingga akhirnya semua dapat ditemukan dalam kondisi seutuh
mungkin. </span></span></span></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></span></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span lang="IN">Selain misi memberikan masa depan yang lebih baik dengan kepemilikan
dokumen, hal terpenting yang tidak boleh dikesampingkan adalah proses
pendidikan terhadap masyarakat untuk membangun kesetaraan dan senantiasa berani
menegakkan kebenaran dan keadilan serta perlawanan terhadap diskriminasi selama
proses pencarian pemukim berlangsung. Proses pendidikan ini menjadi penting
agar masalah serupa tidak akan pernah terjadi lagi di masa depan, dan
meningkatkan partisipasi masyarakat untuk turut serta dalam memperbaiki kondisi
pemerintahan di tengah-tengah alam demokrasi. </span></span></span></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></span></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span lang="IN">UU No. 12 tahun 2006 membuka kesempatan untuk menuntaskan masalah kewarganegaraan
di Indonesia, khususnya bagi para pemukim yang telah turun temurun di Indonesia.
Mereka sebenarnya adalah WNI sejak dahulu, hanya saja mengalami kesialan akibat
administrasi pemerintahan di masa lalu yang penuh kebingungan. Mudah-mudahan kali
ini benar-benar menjadi misi terakhir untuk menuntaskan masalah kewarganegaraan
RI, misi untuk menyelamatkan para pemukim tidak berdokumen yang masih tersisa.</span></span></span></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></span></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><i>Jakarta, </i><i>Maret 2008.</i></span></span><span style="mso-ansi-language: IN;"> </span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16599489232204152993noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8058636060013379033.post-73282408789426787182013-08-29T03:08:00.000-07:002013-08-29T03:45:12.022-07:00Blusukan dan Pengawasan Pelayanan Publik<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>ZH-CN</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
<w:UseFELayout/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; margin-left: 1em; text-align: right;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1GS4iJMcqL1SgwZR8_92pxlvbIsEA4814IiiPiLiy_7jNoknBfV4oz0Emc9xOKcJhrE2XDqLnGrer-TJ1-8s-HT5oS5J3D-vdIM4pi0OfmA_eK8TQgfkrfyG1wEY63p5mcTlULm-4X3o/s1600/pelayanan_publik.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1GS4iJMcqL1SgwZR8_92pxlvbIsEA4814IiiPiLiy_7jNoknBfV4oz0Emc9xOKcJhrE2XDqLnGrer-TJ1-8s-HT5oS5J3D-vdIM4pi0OfmA_eK8TQgfkrfyG1wEY63p5mcTlULm-4X3o/s320/pelayanan_publik.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Pelayanan publik profesional adalah dambaan semua warga</td></tr>
</tbody></table>
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Pelayanan publik yang benar-benar melayani dan profesional
merupakan dambaan setiap warga, apalagi warga DKI Jakarta yang telah demikian
lama menghadapi birokrasi yang tidak ramah dan penuh setoran. Saking lamanya,
sampai-sampai melahirkan sikap permisif terhadap berbagai setoran itu, namun
era sudah berubah, pemerintahan Jokowi-Ahok telah bertekad memperbaiki
birokrasi sehingga akhirnya nanti benar-benar melayani semua warga tanpa
pembedaan.
</span></span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Tentu kita semua menyambut baik dan memberikan apresiasi
tertinggi terhadap langkah-langkah perbaikan nyata yang telah dilakukan gubernur
dan wakil gubernur, mulai dari lelang jabatan hingga sidak-sidak ke tingkat
kecamatan dan kelurahan yang hasilnya sudah bisa dirasakan masyarakat saat ini
dengan membaiknya pelayanan di kelurahan.</span></span></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Namun apabila ingin terjadi akselerasi reformasi birokrasi
di DKI Jakarta, seharusnya tidak hanya gubernur yang melakukan blusukan dan
sidak, tetapi juga anggota DPRD dalam rangka menyerap aspirasi warga dan
melakukan fungsi pengawasan. DKI Jakarta memiliki 44 Kecamatan dan 256
Kelurahan, kalau cuma mengandalkan
seorang gubernur untuk sidak tentu tidak akan memadai, sementara per tahun 2014 nanti jumlah DPRD DKI Jakarta
adalah sebanyak 106 orang, jika separuhnya saja juga rajin blusukan maka logikanya
aparat di tingkat pelaksana akan semakin tertib dan terarah melakukan
reformasi.</span></span></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Pelayanan publik yang baik tentu memenuhi asas kepastian,
keterjangkauan, dan tidak diskriminatif, apalagi semenjak reformasi 1998 sudah
terbit berbagai produk perundangan mulai UU HAM, UU Kewarganegaraan, UU Adminduk, UU Penghapusan Diskriminasi Ras dan
Etnis hingga UU Pelayanan Publik yang menjunjung tinggi prinsip-prinsip
kesetaraan tanpa diskriminasi. Namun perlu kiranya senantiasa kita ingatkan
agar petugas pelaksana maupun masyarakat harus mendukung dalam implementasinya.
Jangan sampai aturan bagus implementasinya gabus, misal untuk pencatatan
perkawinan, jangan sampai masih dibedakan lagi antara Tionghoa dan yang lain
tempat pelayanannya, yang satu di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil sementara
yang lain di Suku Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil sebagaimana yang selama
ini masih dipraktikkan di DKI Jakarta. </span></span></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Praktik seperti itu bersandar pada Pergub Nomor 35 Tahun 2007
yang memang masih membeda-bedakan pelayanan berdasarkan golongan sebagaimana pembagian
penduduk Hindia Belanda di jaman kolonial (staatblad), dimana untuk golongan
Eropa dan Tionghoa dilayani di Dinas (Propinsi) sedangkan Pribumi di Suku Dinas
(Kabupaten/Kota). Namun Pergub yang diskriminatif tersebut sudah diubah dengan
Pergub Nomor 93 Tahun 2012, sehingga tidak boleh ada lagi perbedaan tempat
pelayanan seperti itu. Implementasinya tentu membutuhkan pengawasan dan
ketegasan sikap masyarakat, kita semua harus berani berkat tidak pada sikap dan
perlakuan diskriminatif. </span></span></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Perubahan ke arah yang positif sedang berlangsung di DKI
Jakarta, namun sangat tidak adil jika kita bebankan seluruh tanggung jawab
perubahan itu ke satu atau dua orang saja, kita semua harus berpartisipasi jika
merasa perubahan itu perlu dan penting. Petugas pelayanan publik harus berubah
sesuai semangat jaman, demikian juga masyarakat. Jangan lagi permisif terhadap
pungli, diskriminasi dan ketidakprofesionalan petugas pelayanan publik. Namun
Pemprov DKI Jakarta juga perlu memikirkan adanya “insentif” khusus bagi PNS
yang bertugas di bidang pelayanan publik sehingga seimbang <i>reward and punishmentnya</i>. </span></span></div>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">UU Pelayanan Publik juga mengamanatkan, agar pelayanan publik itu selain profesional juga terjangkau dalam artian lokasinya dekat
dengan masyarakat. Pemprov DKI Jakarta sesungguhnya dapat membentuk Unit
Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) misalnya, sebagaimana diatur dalam UU Administrasi
Kependudukan di seluruh kecamatan di DKI Jakarta, sehingga akan mengefisienkan
banyak hal termasuk mengurangi kemacetan. Jadi penduduk cukup mengurus akta
kelahiran, KTP, KK, Akta Pernikahan dan lain-lain di kelurahan, kelurahanlah
yang memproses secara administratif, selanjutnya warga tinggal mengambil
hasilnya di kelurahan. Inilah bentuk stelsel aktif negara dalam pelayanan
administrasi kependudukan dan catatan sipil. Inilah salah satu wujud Jakarta
yang modern dan bermartabat yang pasti bisa direalisasikan sepanjang kita semua
mau menjadi energi positif bagi Jakarta Baru. </span></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16599489232204152993noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8058636060013379033.post-72025032261169103882012-01-08T20:38:00.000-08:002013-08-29T03:37:43.400-07:00PREAMBULE Alias PEMBUKAAN<div>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">
</span></div>
<div>
<div>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">
</span></div>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Di Dunia tarik suara (Kenapa ya suara
harus ditarik? apakah ia sejenis tambang; tarik tambang? He He He),
proses merekam suara adalah urusan sehari-hari. Prosesnya tentu semakin
lama semakin mudah, dengan berkembangnya teknologi di bidang tersebut.
Dari jaman pita hingga jaman digital sekarang ini, meskipun itu juga
berarti semakin mudahnya proses pembajakan.</span><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"> </span></div>
<div>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"> </span></div>
<div>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Sementara itu, untuk merekam peristiwa dan pemikiran katanya kita bisa go blog alias memanfaatkan fasilitas gratis bernama Blog ini. Saya masih sangat awam, tapi karena gengsi dibilang gaptek akhirnya terpaksa ngeBlog juga.</span></div>
<div>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"> </span><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Blog yang awalnya saya namai Rekam Langkah ini adalah Blog kedua saya, yang pertama dibuat beberapa tahun yang lalu dan saya beri nama.... Almarhum ha ha ha, gara-gara password yang terlalu rumit dan canggih sampai-sampai saya sendiri lupa apa passwordnya.</span></div>
<div>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div>
<div>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Semoga blog ini cukup berguna, minimal bagi saya untuk belajar ngetik dan bagi pembaca untuk belajar baca dan bagi paranormal untuk belajar meramal berapa lama Blog ini bisa bertahan. Bagi dunia tarik suara blog tidak memberi kontribusi apa-apa, kecuali himbauan agar Stop kegiatan membajak selain membajak sawah he he he he. </span></div>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"> </span><br /><div>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Hidup yang tidak </span>pernah dipertaruhkan tidak akan pernah dimenangkan!</span></div>
<div>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Eddy Setiawan</span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16599489232204152993noreply@blogger.com0